Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, menyebut tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di 140 rumah sakit rujukan COVID-19 DKI Jakarta meningkat jadi 19%, sedangkan BOR ICU 5%. Dinkes DKI Jakarta menyebut kenaikan BOR rumah sakit sudah berjalan selama seminggu terakhir.
"Kurang lebih sekitar seminggu lah ya, enam-lima hari terakhir," kata Kabid P2P Dinkes DKI Jakarta, Dwi Oktavia kepada wartawan, Minggu (16/1/2022).
Dwi Oktavia menjelaskan bahwa kenaikan BOR rumah sakit COVID-19 di Jakarta karena dua faktor. Kedua faktor tersebut karena pasien COVID-19 meningkat dan pasien varian Omicron yang dirujuk ke rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ini kita masih, kemarin itu kan semua kasus dari PPLN (pelaku perjalanan luar negeri) yang positif dari tempat karantina dilanjutkan isolasi di rumah sakit, mayoritas kasusnya ada di rumah sakit, sehingga apapun gejalanya," ujar Dwi.
"Kalau pada periode Juli-Agustus sebelumnya, sebenarnya rumah sakit untuk gejala sedang dan berat, saat ini di awal masa awal Omicron memang ada kebijakan untuk terutama yang probable dan confirm Omicron di rumah sakit, sehingga BOR di rumah sakit tentu terjadi meningkat juga. Kemudian jadi ada kontribusi dari faktor tadi," sambungnya.
Dinkes DKI Jakarta mengakui memang adanya peningkatan kasus Corona di Ibu Kota. Kenaikan kasus baik Omicron yang terkonfirmasi dan probable, hingga kasus lokal.
"Selain kasus COVID-19-nya memang meningkat, tanpa melihat varian, kasus COVID-nya memang meningkat, baik pelaku perjalanan maupun di kasus lokal," ucap.
Dwi mengatakan yang dilakukan Dinkes DKI Jakarta terpenting saat ini adalah melacak dari kasus Corona dan kasus varian seperti Omicron. Sebab, keduanya memberi dampak kepada BOR rumah sakit COVID-19 di Jakarta.
"Iya, kemungkinan dari sebagian kasus yang ditemukan adalah Omicron baik dalam kasus yang probable maupun yang sudah diketahui Omicron. Tapi intinya pada saat kita temukan COVID-19, kita tidak perlu berpikir dia Omicron atau bukan, yang penting begitu ketemu kasus COVID-19 orangnya isolasi, terus kemudian di-tracing sekitarnya, orang yang punya riwayat bersama dengan pasien yang baru ketahuan positif COVID itu kan di-tracing, intinya di situ," sebutnya.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Saksikan Video 'Keterisian RS di DKI Meningkat dari Hari ke Hari':
Selain itu, Dinkes DKI Jakarta berasumsi BOR rumah sakit untuk COVID-19 akan meningkat karena pengalaman negara lain. Namun, menurut Dwi, BOR rumah sakit COVID-19 naik jadi 19% relatif baik, sebab belum menyentuh angka 60-70%.
"Kalau kita lihat dari pengalaman negara lain, kan meningkat cukup tajam ya, sehingga kita juga menyiapkan kemungkinan dalam arti menyiapkan kebutuhan sumber daya berati kita dengan asumsi, tentu asumsi yang masih akan meningkat," ujar Dwi.
"Kita tidak bisa cerita bahwa nanti meningkat sampai kapan terus nanti baru turun, belum bisa kita lakukan seperti itu, karena trennya masih tren naik," imbuhnya.
Pemprov DKI Jakarta sebelumnya melaporkan tingkat keterisian tempat tidur atau BOR di 140 rumah sakit rujukan COVID-19 DKI Jakarta. Saat ini, BOR isolasi di RS COVID-19 meningkat jadi 19%, sedangkan BOR ICU 5%.
"Kalau kita lihat data yang ada sekarang ada peningkatan BOR, dari 3.579 terpakai 677 atau 19 persen, ada peningkatan dari hari ke hari," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, di Masjid Darussalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (16/1).
Adapun, tempat tidur isolasi COVID-19 saat ini telah terisi 677 dari 3.579 tempat tidur. Sedangkan untuk ICU terisi 32 tempat tidur dari total 591 yang disiapkan.
"ICU sedikit peningkatannya, ya. Dari empat beberapa hari yang lalu, baik ke lima persen, hanya naik 1 persen, " jelasnya.