Jika Golkar-PD-PKS Terwujud, Anies-Airlangga Dinilai Punya Kans Menang

Jika Golkar-PD-PKS Terwujud, Anies-Airlangga Dinilai Punya Kans Menang

Rolando Fransiscus Sihombing - detikNews
Sabtu, 15 Jan 2022 07:53 WIB
Pakar Politik Adi Prayitno
Pakar politik Adi Prayitno (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Partai Golkar dan Partai Demokrat terbuka berkoalisi dengan PKS pada Pilpres 2024 dengan koalisi religius-nasionalis. Lantas siapa pasangan capres-cawapres terkuat jika koalisi ini terbentuk?

Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai Demokrat dan PKS punya banyak kesamaan nasib politik, kedua partai solid mendukung SBY dua periode. Di era Presiden Jokowi, kedua parpol kompak di luar pemerintahan di saat Gerindra dan PAN masuk koalisi Jokowi.

"Bagi Demokrat, posisi PKS seksi. Bukan hanya karena nasibnya hampir sama, tapi berkoalisi dengan PKS itu 'murah meriah' dengan militansi kader yang sudah teruji. Variabel ini makin menambah kemungkinan Demokrat dan PKS akan berkoalisi pada Pemilu 2024," kata Adi kepada wartawan, Jumat (14/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koalisi PKS, Golkar, dan Demokrat dinilai sangat mungkin terjadi. Adi Prayitno menilai wacana memasangkan Ketum Golkar Airlangga Hartarto dengan Anies Baswedan ataupun Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono pun menguat.

"Sangat mungkin tiga partai ini bikin poros tersendiri karena Golkar sangat terlihat ambisius majukan Airlangga di pilpres dan butuh banyak partai koalisi untuk maju," ujar Adi.

ADVERTISEMENT

"Apalagi, pada saat bersamaan, sejumlah elite Golkar sering melontarkan isu soal kemungkinan Airlangga duet dengan Anies, yang notabene dekat dengan PKS, juga mewacanakan duet Airlangga-AHY. Jadi kemungkinannya 100 persen ketiga partai bisa bikin poros baru di luar PDIP dan Gerindra," lanjutnya.

Adi Prayitno menilai PDIP dan Gerindra tak terlampau melirik Airlangga untuk diduetkan dengan Prabowo atau Puan Maharani. Karena itu, dinilai tak ada pilihan lain bagi Golkar, jika ingin tetap memajukan Airlangga, harus bikin poros sendiri.

Sementara itu, jika poros Golkar-PKS-Demokrat terbentuk, Adi menilai paslon kuat adalah Anies-Airlangga. Pasangan ini, Anies sebagai capres dan Airlangga sebagai cawapres.

"Kalau di-ranking, yang terlihat Airlangga lebih kuat dengan Anies ketimbang AHY. Dengan satu catatan, Anies capresnya, bukan cawapres. Kalau AH (Airlangga) capres dan Anies cawapres, agak susah mendorongnya," ucap Adi.

"Problemnya, Airlangga mau tidak ngasih posisi capres ke Anies, yang tak punya tiket partai?" tegas Adi.

Selain itu, Adi juga memberikan catatan apakah Anies bisa mempertahankan elektabilitasnya setelah tak jadi gubernur. Tanpa itu semua, menurut Adi, Anies selesai tahun ini karena akan banyak figur lain yang bermunculan.

Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:

Tonton juga: Setan-setan Jepang Berkeliaran, Membuat "Dunia Mencekam"

[Gambas:Video 20detik]



PKS sebelumnya membuka peluang membangun koalisi dengan poros nasionalis-religius pada Pilpres 2024 nanti. Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan Golkar pasti akan membuka komunikasi dengan semua partai.

"Oleh karena itu, bagi Partai Golkar, membuka komunikasi dengan partai mana pun tentu sebagai bagian dari langkah politik untuk menyamakan persepsi dan kemungkinan penjajakan membangun agenda bersama terkait masalah kebangsaan," kata Ace kepada wartawan, Jumat (14/1).

Ace mengapresiasi langkah PKS yang membuka peluang koalisi dengan poros nasionalis dan religius. Menurutnya, langkah itu bentuk penjajakan untuk menyamakan persepsi antarpartai.

"Langkah PKS membuka komunikasi dengan partai nasionalis religius pada Pilpres 2024 harus dipahami sebagai bagian dari penjajakan untuk menyamakan persepsi dan menemukan titik temu," ujarnya.

Sementara itu, Partai Demokrat tertarik dengan koalisi poros nasionalis religius di Pilpres 2024. Hal itu disebut sesuai dengan jati diri Partai Demokrat.

"Wacana koalisi partai berlatar belakang nasionalis dan religius pada Pilpres 2024 mendatang tentunya menarik, apalagi bagi Partai Demokrat yang memiliki jati diri sebagai partai nasionalis-religius," kata Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Jumat (14/1).

Partai Demokrat, kata Kamhar, terbuka dengan koalisi partai berlatar belakang nasionalis-religius. Meski begitu, saat ini Demokrat belum memikirkan koalisi untuk Pilpres 2024.

"Partai Demokrat adalah partai terbuka yang senantiasa menjaga komunikasi politik dan hubungan baik dengan partai politik lainnya. Sesuai dengan jati diri partai nasionalis-religius, secara prinsip tak ada hambatan atau faktor pembatas bagi Partai Demokrat untuk membangun kerja sama dengan partai yang berlatar belakang nasionalis maupun religius," ujarnya.

Tonton juga: Setan-setan Jepang Berkeliaran, Membuat "Dunia Mencekam"

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 3 dari 2
(rfs/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads