PKS Disambut Demokrat-Golkar Bangun Koalisi Nasionalis-Religius Pilpres

PKS Disambut Demokrat-Golkar Bangun Koalisi Nasionalis-Religius Pilpres

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 15 Jan 2022 07:01 WIB
Gedung PKS (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Foto: Gedung PKS (Foto: Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Di pilpres 2024, PKS berencana ingin membangun koalisi poros nasionalis-religius. Rencana itu lantas disambut hangat oleh Demokrat dan Golkar.

Rencana PKS ingin bangun koalisi nasionalis-religius itu diungkap oleh Wakil Ketua Majelis Syura PKS Mohamad Sohibul Iman dalam konferensi pers Kamis (14/1/2022).

Presiden PKS Sohibul ImanSohibul Iman (Foto: Johan 20detik)

Sohibul menilai koalisi poros Islam kini menjadi alternatif bagi PKS karena mempertimbangkan kondisi segmentasi masyarakat. Oleh karena itu lah, kata Sohibul PKS tidak menutup kemungkinan akan berkoalisi dengan partai nasionalis-religius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terkait dengan pembentukan partai Islam, saya kira itu salah satu alternatif yang mungkin bila terbentuk koalisi. Tetapi sebagaimana yang menjadi keputusan dari Majelis Syuro VI pada hari ini, kita melihat bahwa suasana kenegaraan kita hari ini yang sekarang mengalami segregasi, segmentasi yang sangat luar biasa," kata Sohibul.

"Untuk itu, PKS ingin membangun koalisi yang lintas, tadi disebutkan nasionalis-religius, itu harus kita persatukan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sohibul mengatakan pihaknya akan juga membangun komunikasi dengan partai nasionalis demi mewujudkan persatuan ke depan.

"Jadi tentu kami akan bersama-sama dengan partai-partai Islam, bersama-sama untuk kemudian menjalin komunikasi juga dengan partai-partai nasionalis untuk membentuk sebuah koalisi yang akan mempersatukan bangsa kita ke depan, insyaallah," ujarnya.

Rencana PKS itu disambut baik oleh Golkar dan Demokrat. Simak pernyataan kedua partai tersebut di halaman berikut

Simak juga Video: Menakar Langkah Anies Baswedan di Pilpres 2024

[Gambas:Video 20detik]



Golkar Buka Peluang Koalisi dengan PKS

Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan tidak ada partai yang bisa bekerja sendiri dalam pilpres. Karena itu, Golkar, kata Ace, pasti akan membuka komunikasi dengan semua partai.

"Oleh karena itu, bagi Partai Golkar, membuka komunikasi dengan partai mana pun tentu sebagai bagian dari langkah politik untuk menyamakan persepsi dan kemungkinan penjajakan membangun agenda bersama terkait masalah kebangsaan," kata Ace kepada wartawan, Jumat (14/1/2022).

Ace mengapresiasi langkah PKS yang membuka peluang koalisi dengan poros nasionalis dan religius. Menurutnya, langkah itu bentuk penjajakan untuk menyamakan persepsi antarpartai.

"Langkah PKS membuka komunikasi dengan partai nasionalis religius di Pilpres 2024 harus dipahami sebagai bagian dari penjajakan untuk menyamakan persepsi dan menemukan titik temu," ujarnya.

Golkar, kata Ace, membuka peluang kerja sama dengan semua partai, termasuk PKS. "Sebagai partai tengah yang berorientasi karya kekaryaan, Partai Golkar tentu berpeluang untuk membuka bekerja sama dengan partai mana pun, termasuk dengan PKS," ujarnya.

Pernyataan Demokrat di halaman selanjutnya

Demokrat Kenang Era SBY Bersama PKS

Partai Demokrat tertarik dengan koalisi poros nasionalis religius di Pilpres 2024. Hal itu disebut sesuai dengan jati diri Partai Demokrat.

"Wacana koalisi partai berlatar belakang nasionalis dan religius pada Pilpres 2024 mendatang tentunya menarik, apalagi bagi Partai Demokrat yang memiliki jati diri sebagai partai nasionalis-religius," kata Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani kepada wartawan, Jumat (14/1/2022).

Kamhar tidak membantah kemungkinan koalisi tersebut. Apalagi, menurutnya, PKS dengan Demokrat kerap berada di posisi yang sama, baik di pemerintahan SBY maupun di era Jokowi, yang saat ini sama-sama berada di luar pemerintahan.

"Namun ikhtiar membangun koalisi atau kerja sama politik juga tetap berjalan. Termasuk dengan PKS, yang secara empiris sering berada dalam barisan yang sama dengan Partai Demokrat. Kita bersama pada dua periode Pemerintahan SBY, dan bersama pula pada dua periode ini berada di luar pemerintahan. Secara chemistry politik sangat dimungkinkan untuk bersenyawa," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(eva/fas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads