Pemprov DKI Jakarta mencatat terjadi peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan COVID-19. Dinas Kesehatan DKI Jakarta menjelaskan peningkatan terjadi karena pihaknya belum membuka kapasitas maksimal.
"Saat ini baru kita buka 5 ribu. Kalau sekarang di angka 12 persen atau 20 persen karena memang kami baru bukanya sekitar 5 ribu tempat tidur. Jadi belum kapasitas maksimal," kata Kadinkes DKI Widyastuti di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (12/1/2022).
Widyastuti mencontohkan penanganan di masa lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Delta pada Juli-Juni 2021 lalu. Saat itu, kata dia, kapasitas tempat tidur RS rujukan bisa dimaksimalkan hingga 15 ribu bed.
Oleh karena itu, penambahan kapasitas tempat tidur sangat bergantung pada tren kenaikan kasus COVID-19.
"Kebijakannya adalah semua siaga, kita lihat trennya, nanti kalau trennya begitu, ya kami luaskan sambil melihat regulasi," jelasnya.
Selain itu, Pemprov DKI Jakarta akan menunggu regulasi dari pemerintah pusat mengenai kebijakan isolasi. Menurutnya, bisa saja pemerintah kembali mengelompokkan kriteria pasien COVID-19 yang bisa mendapatkan perawatan di RS.
"Apakah isolasi di RS tadi seperti yang lalu untuk kasus sedang dan berat saja sehingga tanpa gejala atau gejala ringan cukup isolasi mandiri atau isolasi terpusat, kita sesuaikan," tambahnya.
Sebagaimana diketahui, DKI mencatat peningkatan keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS rujukan COVID-19. Tercatat, BOR isolasi naik menjadi 9 persen.
Adapun tempat tidur isolasi COVID-19 saat ini hanya terisi 348 dari 3.885 tempat tidur. Sedangkan ICU terisi 31 tempat tidur dari total 604 yang disiapkan.
"Jadi ada peningkatan kembali menjadi 9 persen yang tadinya sudah turun sampai di 4 persen," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
(taa/lir)