Perbedaan Omicron dan Delta penting untuk diketahui. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkap karakteristik varian Omicron serta perbedaan varian Omicron dan Delta.
Menkes Budi mengingatkan warga untuk taat protokol kesehatan. Budi meminta warga tak panik meskipun Indonesia bersiap menghadapi gelombang Omicron.
"Kembali lagi kita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini, tidak usah panik, kita sudah mempersiapkan diri dengan baik dan pengalaman menunjukkan walaupun naiknya cepat, tapi gelombang Omicron ini juga turunnya pun cepat," kata Budi saat jumpa pers virtual, Senin (10/1).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, apa perbedaan Omicron dan Delta? Simak rangkuman informasinya berikut ini.
Perbedaan Omicron dan Delta: Kenaikan Transmisi Omicron Lebih Tinggi Dibanding Delta
Budi mengatakan kenaikan transmisi virus Corona varian Omicron jauh lebih tinggi dari Delta. Namun demikian, kata Budi, jumlah orang yang dirawat jauh lebih rendah.
"Kami juga ingin menyampaikan ke masyarakat bahwa memang kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta, tetapi yang dirawat jauh lebih sedikit," tutur Budi.
Kemenkes pun telah menyiapkan strategi dalam menghadapi gelombang Omicron. Strategi itu, kata dia, penanganan pasien akan difokuskan ke perawatan di rumah.
"Sehingga strategi layanan dari Kementerian Kesehatan akan digeser yang sebelumnya fokus ke rumah sakit sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke rumah sakit," ucapnya.
Transmisi Omicron dari Luar Negeri dan Lokal
Budi mengungkapkan, positivity rate Omicron dari kedatangan luar negeri adalah 13%. Angka tersebut jauh diatas positivty rate transmisi lokal yang hanya sebesar 0,2%.
Positivity rate Omicron yang berasal dari kedatangan luar negeri 65 kali lebih tinggi dari positivty rate transmisi lokal. Hal tersebut artinya sebagian besar kasus positif Omicron di Indonesia disebabkan oleh pelaku perjalanan yang berpergian ke sejumlah negara.
Adapun sejumlah negara yang dimaksud adalah:
- Arab Saudi
- Turki
- Amerika Serikat
- Uni Emirat Arab
Perbedaan Omicron dan Delta saat ini sudah diketahui. Informasi lainnya mengenai varian Omicron dapat disimak di halaman selanjutnya.
Tingkat Keparahan Omicron Ringan
Budi lalu menjelaskan tingkat keparahan gejala dari Omicron. Tingkat keparahan itu berdasarkan hasil penelitian terhadap kasus Omicron yang ada saat ini di Indonesia.
"Dari jumlah kasus Omicron yang ada 414 di Indonesia sekarang, kami juga sudah melakukan penelitian, dari 414 ini yang masuk kategori sedang artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya 2 orang," kata Budi.
Kedua orang yang terjangkit Omicron itu memiliki komorbid. Pertama berusia 58 tahun, kedua berusia 47 tahun. Kini kedua pasien tersebut telah dinyatakan sembuh.
"Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh, termasuk yang 2 orang tadi yang masuk kategori sedang yang membutuhkan perawatan oksigen sehingga mereka bisa kembali ke rumah," ujar Budi.
Menkes Budi menekankan bahwa walaupun varian Omicron transmisinya cepat, tetapi keparahannya relatif lebih ringan. Budi juga mengatakan bahwa gelombang Omicron ini turunnya cepat asalkan masyarakat tidak lupa untuk jaga prokes.