KontraS Kecewa Eks Tim Mawar Diangkat Jadi Pangdam Jaya

KontraS Kecewa Eks Tim Mawar Diangkat Jadi Pangdam Jaya

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Jumat, 07 Jan 2022 15:49 WIB
Koordinator Kontras
Foto: dok. pribadi
Jakarta -

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) merasa kecewa karena sejumlah mantan anggota Tim Mawar menduduki jabatan strategis baik di kementerian maupun lembaga. Salah satunya Mayjen Untung Budiharto yang diangkat sebagai Pangdam Jaya.

"Saya ingin mengucapkan sebuah kekecewaan yang berat di mana pemerintah kembali gagal menuntaskan komitmennya dalam menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu," kata Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti saat jumpa pers virtual, Jumat (7/1/2022).

"Salah satu kekecewaannya dengan diangkatnya beberapa terduga pelaku pelanggaran HAM berat ke dalam posisi-posisi strategis, di antaranya seperti Prabowo, Wiranto, Hendropriyono, dan sebagainya. Dan di tahun 2021 ditambah anggota eks Tim Mawar yang menjadi jajaran dari Kementerian Pertahanan. Nah, sekarang ada lagi anggota eks Tim Mawar yang menjadi, menduduki jabatan Pangdam Jaya, yang juga posisi strategis," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fatia menilai pemerintah tidak mempunyai komitmen untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat. Dia mengatakan semakin banyaknya orang yang terlibat dalam kasus pelanggaran HAM berat masa lalu menduduki posisi strategis, maka akan semakin sulit pengungkapan kasus HAM berat tersebut.

"Dan mencerminkan tidak adanya penghormatan dan komitmen yang diberikan kepada pemerintah terhadap penuntasan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu. Di mana sebetulnya ketika semakin banyak orang-orang yang terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu, maka semakin menyulitkan untuk kasus ini bisa dibawa ke ranah semestinya sesuai UU Nomor 26 Tahun 2000," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Namun hari ini ternyata pemerintahan Joko Widodo bergerak secara kontradiktif dan malah mengangkat orang-orang yang memiliki masalah di masa lalu dan masalahnya cukup serius, yaitu menjadi pejabat publik dan bahkan menempatkan pada posisi strategis tersebut," tambahnya.

Lebih lanjut Fatia menilai pengangkatan tersebut hanya sebagai bentuk balas budi. Pemerintah, kata Fatia, tidak mengindahkan sejarah masa lalu.

"Sebetulnya penempatan posisi ini terhadap eks Mawar atau aktor pelanggar HAM berat lainnya hanyalah semata-mata sebagai bentuk balas budi tanpa melihat pentingnya rekam jejak dalam pengisian posisi tersebut, sehingga tidak mengindahkan sama sekali terkait sejarah yang seharusnya diselesaikan pemerintah terkait penyelesaian pelanggaran HAM berat masa lalu," imbuhnya.

Keluarga korban pelanggaran HAM berat tak masalah Mayjen Untung jadi Pangdam Jaya di halaman berikut

Keluarga Korban Tak Persoalkan asal...

Sementara itu, salah satu anggota keluarga korban penculikan, Bayan, berharap Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memberi penjelasan terkait diangkatnya Mayjen Untung sebagai Pangdam Jaya. Dia tidak mempermasalahkan pengangkatan Mayjen Untung asal dapat membantu mengungkapkan kasus penculikan yang pernah terjadi di masa lalu.

"Kepada Panglima TNI artinya karena rekam jejak dari Pak Untung ini kan jelas, Jadi ingin tanya maksudnya seperti apa. Kalau memang itu suatu jalan atau Pak Untung bisa membantu menuntaskan penculikan ini ya kita tidak masalah, artinya kalau Pak Untung diangkat, artinya dengan harapan dengan persyaratan strategi untuk membantu penyelesaian kasus penculikan itu, menurut saya, itu yang perlu ditanyakan," ucapnya.

Bayan mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberi mandat kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko untuk menuntaskan penyelesaian kasus HAM berat. Dia berharap dapat bertemu dengan Moeldoko dan Mayjen Untung untuk membahas lebih lanjut penanganan kasus HAM berat.

"Kalau ke Presiden artinya waktu kita bertemu itu kan beliau sudah menyatakan akan menyelesaikannya dan progresnya itu diserahkan ke Pak Moeldoko, artinya yang dijanjikan kepada kita apakah pengangkatan ini bagian dari pada penyelesaian kasus penghilangan paksa itu yang dipertanyakan," ujarnya.

"Jadi saya sangat senang kalau ada kesempatan untuk ketemu beraudiens kepada dua tokoh ini, maka saya pertanyakan ke Pak Jokowi adalah janji yang dikatakan kepada kami untuk menyelesaikan itu diberi mandat Pak Moeldoko untuk menyelesaikannya. Tapi sampai saat ini kita belum disampaikan sampai mana progres itu dijalankan," jelasnya.

Redaksi detikcom telah meminta tanggapan kepada pihak TNI mengenai pernyataan KontraS ini. Namun, sampai berita ini diturunkan, belum ada respons.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads