Komedian kader PKS, Sunarji Riski Radifan atau Narji, berbalik badan meminta maaf lantaran sempat mendukung Jenderal TNI Dudung Abdurachman mencopot baliho Habib Rizieq Shihab (HRS). PKS lebih dulu mengambil sikap tegas mengkritik penurunan baliho HRS.
Narji diumumkan sebagai kader PKS oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu pada Minggu (19/12). Kala itu Narji diberi KTA dan peci langsung oleh Syaikhu. Sikap Narji mengenai pencopotan baliho HRS diungkit dan menuai kontroversi lantaran PKS kerap membela HRS.
Saat itu Dudung, yang menjabat Pangdam Jaya, menurunkan baliho HRS hingga menyerukan narasi pembubaran FPI. Wakil Ketua Komisi I DPR Fraksi PKS Abdul Kharis Almasyhari gagal paham terhadap Dudung. Kharis menilai penurunan spanduk dan baliho merupakan kewenangan Satpol PP, bukan tentara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Baliho itu kan bagian Satpol PP, biarlah urusan Satpol PP. Kalau misalkan boleh juga sih kalau tentara dilibatkan, tapi sifatnya diminta bantuan," katanya.
"Misalkan Satpol PP-nya nggak berani untuk menurunkan, dikawal tentara boleh. Tapi yang kerja Satpol PP, bukan tentara yang kerja, malah Satpol PP-nya yang nonton," imbuhnya.
Sikap Narji yang berbeda 180 derajat dengan PKS ini menjadi sorotan publik, terutama pendukung HRS. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menegaskan dukungan kepada Dudung merupakan sikap pribadi.
"Sikap sebelum masuk PKS tentu tanggung jawab masing-masing. Dan kita perlu husnuzan semua ada kebaikan yang bisa dikembangkan," ujarnya.
Setelah menuai kontroversi, akhirnya Narji bersuara. Narji meminta maaf. Dirinya bersama beberapa artis Ibu Kota sempat memberikan dukungan moril kepada Jenderal TNI Dudung Abdurachman--saat itu Pangdam Jaya--terkait penertiban baliho HRS. Narji mengaku sama sekali tidak bermaksud menyinggung pihak tertentu, apalagi perasaan umat Islam.
"Saya berharap masyarakat mau memaafkan. Masak masyarakat tidak memaafkan saya. Istri saya saja memaafkan saya, yang punya tampang kayak gini," kata Narji.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto, yang mendampingi Narji dalam acara tersebut, mendukung permohonan maaf dan pernyataan Narji. Ia berharap masyarakat berkenan memaafkan pelawak yang ngetop melalui grup Cagur itu.
"Bang Narji ini kan komedian, jadi masih kurang luwes memahami konstelasi politik. Sejak kecil dia tinggal di Tangerang Selatan dengan masyarakat yang religius. Belajar ngaji di surau dan dekat dengan ustaz dan kiai," kata Mulyanto.
"Ke depan, beliau akan banyak belajar politik yang santun dari PKS dan para ustaznya. Kita terharu dan bangga mendengarnya," imbuhnya.
Simak Video 'Narji Bantah Sempat Gabung Partai Demokrat':