Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman melebur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Anggota Komisi VII Fraksi Golkar DPR RI, Dyah Roro Esti, menyebut terdapat beberapa catatan yang perlu diperhatikan.
"Menjawab keresahan publik, ada beberapa catatan yang patut untuk kita perhatikan bersama dalam proses transformasi yang sedang dilalui, dengan dileburkannya Lembaga Eijkman tersebut menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)," ujar Dyah Roro saat dihubungi, Minggu (2/1/2022).
Salah satu yang harus diperhatikan yaitu terkait dengan peneliti yang diberhentikan. Menurutnya hal ini perlu dipertimbangkan, sehingga nantinya tidak kehilangan peneliti andalan.
"Terkait SDM terkhusus dengan sekian banyak peneliti yang diberhentikan kontraknya dan lain-lain, perlu dipertimbangkan nasibnya berhubung kontribusi mereka selama ini terhadap lembaga tersebut. Jangan sampai malah kehilangan para peneliti andalan yang dibutuhkan untuk melakukan terobosan-terobosan lainnya ke depannya," tuturnya.
Hal lain yaitu terkait vaksin merah putih. Dyah Roro meminta vaksin merah putih tidak terpengaruh dan tetap dilanjutkan.
"Riset dan pengembangan vaksin merah putih jangan sampai terpengaruhi. Dalam arti kata, wajib dilanjutkan. Beserta inovasi lainnya yang berkaitan dengan penanganan COVID. Considering its urgency," ujarnya.
Menurutnya, Eijkman merupakan lembaga bergengsi hingga internasional. Sehingga diharapkan tidak terjadi kemunduran setelah dilakukan integrasi.
"Secara keseluruhan, saya menyadari bahwa proses transformasi ini tidak mudah. Namun perlu diingat Lembaga Eijkman ini adalah lembaga yang sangat bergengsi, hingga di dunia internasional. Harapan saya jangan sampai mengalami kemunduran setelah diintegrasikan ke dalam BRIN," imbuhnya.
Tonton Video: Blak-blakan Kepala BRIN: Habibie - Megawati Concern dengan Riset
(dwia/imk)