Alasan Polisi Jerat Pria Ngaku Bela Diri-Tikam Begal di Medan Jadi Tersangka

Alasan Polisi Jerat Pria Ngaku Bela Diri-Tikam Begal di Medan Jadi Tersangka

Datuk Haris Molana - detikNews
Sabtu, 01 Jan 2022 11:52 WIB
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan (Ahmad Arfah-detikcom)
Kombes Tatan Dirsan (Ahmad Arfah/detikcom)
Medan -

Seorang pria berinisial DI (sebelumnya disebut DD) menjadi tersangka karena menikam pria diduga begal hingga tewas. Polisi menjelaskan alasan mengapa DI dijerat sebagai tersangka.

Dirreskrimum Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengatakan DI diduga menjadi korban pencurian dengan kekerasan atau curas. Tatan menyebut ponsel DI diduga dirampas empat orang pada 21 Desember 2021 dini hari.

"Telah terjadi kasus curas terhadap Saudara DI. Kemudian itu tepat pukul 01.00 WIB, jadi terduga begal ada empat orang. Kemudian yang berhasil diambil oleh pelaku satu jenis handphone," kata Tatan kepada wartawan, Sabtu (1/1/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tatan mengatakan DI saat itu melakukan perlawanan. Dia mengatakan DI telah menyiapkan senjata tajam sebelum peristiwa itu terjadi.

"Pada saat terjadi pembegalan tersebut, DI melakukan perlawanan. Perlu kami jelaskan, Tersangka DI sudah menyiapkan sebilah pisau yang dibawa dan pada saat para pelaku begal melarikan diri, salah satu tersangka begal, korban, tewas ditarik oleh Tersangka DI," ujar Tatan.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut DI awalnya menusuk begal berinisial RZ itu pada pinggang bagian kanan. RZ disebut terjatuh dan berdiri lagi. Setelah itu, DI diduga menikam RZ tiga kali pada bagian dada.

"Kemudian tusukan pertama mengenai pinggang sebelah kanan, kemudian jatuh, sempat berdiri. Terjadi tusukan berikutnya sebanyak tiga kali di bagian dada sehingga penyidik dari hasil gelar perkara menetapkan Tersangka DI dan dikenakan Pasal 351 ayat 3 KUHP," sebut Tatan.

Tatan menyebut DI saat itu tidak dalam posisi terdesak. Dia mengatakan RZ saat itu juga hendak melarikan diri, namun ditarik oleh DI.

"Jadi Tersangka tidak dalam kondisi terdesak. Jadi si pelaku begal itu melarikan diri, karena dia duduk di bagian belakang ditarik Tersangka DI, kemudian ditusuk pinggang sebelah kanan terjatuh kemudian sempat berdiri, kemudian ditikam tiga kali ke arah dada," sebut Tatan.

Dia mengatakan DI mengaku membawa pisau untuk menjaga diri saat melintasi kawasan itu. Tatan mengatakan DI menganggap kawasan itu rawan.

"Karena Tersangka itu untuk mempersiapkan diri atau menjaga diri karena melintasi daerah yang mungkin dianggap rawan," ujar Tatan.

"Tidak kita tahan karena Tersangka menyerahkan diri dan diantar langsung oleh orang tuanya. Penyidik menyimpulkan bahwa tersangka kooperatif dan pihak keluarga memberi jaminan yang bersangkutan tidak melarikan diri dan kita ketahui bersama tersangka juga korban dari pelaku curas," sambungnya.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Polisi Tangkap Begal Payudara di Makassar':

[Gambas:Video 20detik]



Tatan menyebut DI juga merupakan korban begal karena ponselnya dirampas pelaku begal. Dia menegaskan polisi juga memburu tiga orang begal lainnya yang terlibat peristiwa itu.

"Ketiga tersangka identitasnya sudah kita ketahui. Saat ini sedang dalam pengejaran," kata Tatan.

"Kita sampaikan untuk segera menyerahkan diri. Kemudian, mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kemudian kami pastikan polisi akan terus mengejar mereka," sambungnya.

DI Minta Maaf

DI telah mengakui perbuatannya. Dia menegaskan melawan demi mempertahankan harta bendanya.

"Saya tetap bertahan di situ, saya buang kunci saya di situ, dan mereka berusaha ingin kabur karena saya lawan. Saya ingat HP saya, saya ingin mengambil hak milik saya jadi saya ingin mengambil lagi HP saya di situ. Jadi saya tahan satu orang. Waktu saya tahan itu, mereka tetap mukulin temannya, sampai akhirnya kami terjatuh tiga orangnya lagi kabur meninggalkan kami berdua. Di situ kami berduel dan saya punya senjata tajam, di situ saya tikam tiga kali di bagian pinggang dan dada," ujar DI.

Meski demikian, DI mengaku ingin bertanggung jawab atas perbuatannya meski dia meyakini dirinya adalah korban begal. DI juga minta maaf.

"Buat keluarga korban, bapak-ibu keluarga korban, keluarga almarhum, saya tidak ada niat sedikit pun untuk berbuat seperti itu, tapi saya karena ingin membela diri, dan mau mempertahankan hak saya. Saya merasa terancam dan melakukan seperti itu. Mohon maaf kepada keluarga almarhum semuanya," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(dhm/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads