Naga dalam pewayangan
Pakar budaya Jawa dari Universitas Indonesia (UI), Darmoko, pernah menjelaskan Sang Hyang Antaboga, karakter naga dalam pewayangan, adalah simbol penguasa bumi, sedangkan garuda adalah simbol penguasa langit.
Dikisahkan, Antaboga sangat sakti dan bisa menjelma menjadi wujud manusia. Gempa bumi adalah peristiwa alam yang diakibatkan oleh polah Sang Hyang Antaboga yang marah dan menggerakkan ekornya. Antaboga bukanlah dewa yang jahat. Dia bahkan menyelamatkan para ksatria Pandawa Lima dari kebakaran bikinan Sengkuni dan Kurawa. Ini adalah kisah pewayangan lakon 'Bale Sigala-gala'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Antaboga yang menjelma menjadi garangan (musang Jawa) kemudian menolong Pandawa dan Dewi Kunti. Antaboga membawa mereka semua menyelamatkan diri dari kebakaran lewat gorong-gorong," kata Darmoko kepada detikcom, 23 Oktober 2020.
Lewat gorong-gorong, Antaboga mengevakuasi Pandawa dan Dewi Kunti menuju Saptapratala, dunia bawah.
![]() |
Bukan hanya Antaboga, ada karakter naga dalam pewayangan bernama Nagagini. Karakter ini pernah diadopsi JK Rowling menjadi 'Nagini' dan dipakai di layar lebar 'Fantastic Beast 2. Nagagini adalah ular naga besar, putri Antaboga.
Selain Antaboga dan Nagagini, ada pula Antareja. Dia adalah cucu Antaboga dan anak pasangan Bima-Nagagini.
![]() |
Karakter Antareja tidak memiliki padanan dalam Epos Mahabharata versi India lantaran Antareja adalah kreasi pujangga Jawa sendiri yang dimasukkan ke kisah Mahabharata.
Dalam buku 'Kitab Primbon Jawa Sebaguna' karangan R Gunasasmita, ular tidaklah tercitra sebagai makhluk jahat. Dia menuliskan, ular mungkin memang menakutkan dan menjijikkan, namun ular membawa pertanda baik.
"Jika seekor ular masuk ke dalam rumah, maka hal tersebut merupakan pertanda baik karena si pemilik rumah akan memiliki kedudukan dalam masyarakat sehingga sangat dihormati dan disegani," tulis Gunasasmita.
Selanjutnya, penilaian PKS: