Ginandjar Kartasasmita: Jangan Biarkan Demokrasi Dimanipulasi

Ginandjar Kartasasmita: Jangan Biarkan Demokrasi Dimanipulasi

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Kamis, 30 Des 2021 10:06 WIB
Ginandjar Kartasasmita usai menghadiri pelantikan Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Menteri Sosial di Istana, Jumat (24/8/2018)
Foto: Ginandjar Kartasasmita (Ray Jordan/detikcom)
Jakarta -

Proses politik menjelang Pilpres 2024 sudah mulai intens. Eks Menteri Koordinator Perekonomian, Prof Ginandjar Kartasasmita mengingatkan agar demokrasi jangan lagi sampai diperangkap oleh kekuatan antidemokrasi.

"Banyak calon yang dianggap memiliki kesempatan untuk maju. Setiap calon banyak pendukung dan semua bermain di media, sehingga terasa hiruk-pikuk," kata Ginandjar dalam keterangan tertulisnya, Kamis (31/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga berbicara soal semacam pesta survei politik. Dia mengatakan para tokoh yang digadang-gadang menjadi capres 2024, berkejar-kejaran dalam survei. Dia menduga para calon punya surveyor sendiri.

ADVERTISEMENT

"Sudah bisa terbaca polster mana berada di depan calon mana. Survei atau polling adalah gabungan profesi dan bisnis. Polling ada ilmunya dan di banyak negara maju relatif akurat, kalau dijalankan secara profesional dan ilmiah. Tapi kalau bisnis yang menonjol, maka surveyor seperti tailor, hasil sesuai dengan ukuran pelanggan. Jujur saja susah kita membedakan antara tipe yang pertama dan kedua," tutur Ginandjar.

Dia sendiri menilai, demokrasi Indonesia sudah lumayan baik. Contohnya, Joko Widodo (Jokowi) yang mampu menjadi presiden selama dua periode.

Padahal, Jokowi menurutnya berlatar belakang biasa-biasa saja pada waktu pertama kali maju. Jokowi juga tidak memiliki nama dan sumber daya yang besar. Dia berharap semua pihak mesti bertanggung jawab menjaga iklim demokrasi.

"Jangan biarkan demokrasi kembali diperangkap oleh kekuatan-kekuatan antidemokrasi, yang menggunakan demokrasi bukan sebagai sistem yang benar, tetapi yang dapat dimanipulasi," ujar Ginandjar.

Simak juga 'Mardani Ingin Reset Ulang Sistem Demokrasi di Indonesia':

[Gambas:Video 20detik]



Dia mengungkap kekuatan antidemokrasi ini bisa berasal dari kelompok-kelompok yang berada di lingkaran kekuasaan dan ingin melanggengkannya dengan cara yang mudah.

"Serta yang merindukan sistem otoriter dibanding sistem demokrasi yang gaduh atau mengutip Samuel Huntington, authoritarian nostalgia," ucapnya.

Ginandjar yakin Jokowi tidak akan mengutak-atik Pemilu. Dia menilai, Jokowi akan lebih concerned untuk meninggalkan legacy-nya.

Yang lebih substansial, katanya, adalah track record apa yang telah dihasilkan dan sikapnya yang terekam terhadap masalah yang menjadi perhatian dan kepentingan rakyat.

Salah satu yang memiliki kriteria tersebut adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Golkar sudah sepakat mendukung Ketumnya itu sebagai Capres 2024. Di mata Ginandjar, pilihan itu sudah pas. Sebab, Airlangga bukan semata politisi, tetapi juga teknokrat yang sudah terbukti mumpuni.

"Prestasi Pemerintah sekarang yang sukses menangani pandemi dan sekaligus memulihkan ekonomi, adalah prestasi Airlangga yang ditunjuk Presiden untuk memimpin kedua tugas yang berkait satu sama lain itu," ucap Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) di era Orde Baru tersebut.

Di antara nama-nama yang disebut-sebut punya potensi atau minat jadi Presiden, secara objektif Airlangga adalah yang paling mampu dan sudah terbukti.

"Prestasinya tidak ada yang bisa meragukan. Objektif sajalah kita," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads