NU Era Gus Yahya Diharapkan Bisa Jaga Suhu Politik Tanpa Masuk Politik

Zunita Putri - detikNews
Sabtu, 25 Des 2021 10:35 WIB
Hendri Satrio (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Pengamat Politik Hendri Satrio menilai banyak harapan baru masyarakat ke Nahdlatul Ulama (NU) setelah KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya terpilih menjadi Ketua Umum PBNU. Hendri mengatakan ada tiga harapan masyarakat untuk Gus Yahya. Apa saja?

"Ya Ketua PBNU sudah ada, jadi tentu saja banyak harapan baru yang diharapkan dari NU kepemimpinan yang baru ini dari masyarakat gitu. Apa harapan masyarakat itu? Pertama, bagaimana NU kembali bisa menjadi rujukan umat dalam bernegara sekaligus juga beragama," ujar Hendri kepada wartawan, Sabtu (25/12/2021).

Kemudian harapan kedua adalah NU bisa menjaga politik Indonesia tanpa masuk ke dunia perpolitikan itu. Ketiga, NU juga diharapkan menjadi kiblat atau panutan untuk ormas-ormas lain dalam membina umat.

"Kedua bagaimana NU turut menjaga suhu politik di Indonesia, dan bukan masuk ke ranah politik atau bukan masuk ke kancah perpolitikan itu sendiri. Yang kemudian ketiga, menurut saya adalah bagaimana kemudian NU bisa menjadi contoh, panutan bagi ormas-ormas lain dalam membina umat dalam hadir sebagai salah satu pilar bernegara yang menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945," jelas pendiri lembaga survei KedaiKOPI itu.

Sebelumnya, Gus Yahya saat pemungutan suara atau voting mendapat suara terbanyak. Dia pun terpilih menjadi Ketum PBNU setelah menang di dua tahapan penghitungan suara.

Di tahap pemilihan bacalon ketum, Yahya Staquf unggul dengan suara sebanyak 327. Perolehan suara Yahya Staquf juga unggul cukup telak di tahap pemilihan caketum PBNU.

Yahya Staquf meraih suara 337, sementara Said Aqil 210 suara.

Setelah dinyatakan menang, Gus Yahya memberi penghormatan kepada KH Said Aqil Siroj, yang juga menjadi caketum PBNU dalam Muktamar ke-34 NU. Yahya menyebut Said Aqil sebagai gurunya. Dia menyebutkan peranan Said dalam membimbingnya.

"Yang paling awal ingin saya haturkan terima kasih saya adalah kepada guru saya, yang mendidik saya, menggembleng saya, menguji saya, tapi juga membukakan jalan bagi saya dan membesarkan saya, Prof Dr KH Said Aqil Siroj," kata Yahya.

Dia mengatakan banyak jasa yang diberikan Said kepadanya. Dia kembali memberi pujian kepada Said, yang sudah memimpin PBNU selama dua periode.

Simak video 'Gus Yahya Jadi Ketum PBNU, Pengamat: Bisa Jauhkan NU dari Politik Pragmatis':






(zap/idh)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork