"Memang fenomena tawuran antarormas, tawuran antarkampung ini juga menjadi sorotan masyarakat dan sekaligus menjadi program prioritas saya. Di tahun 2022, kita akan berusaha untuk melakukan transformasi," ujar Fadil Imran dalam program Blak-blakan di detikcom, Jumat (24/12/2021).
Ke depan, mantan Kapolda Jawa Timur itu ingin agar ormas-ormas yang selama ini kerap terlibat tawuran dan melakukan aksi kekerasan tidak lagi bergerak di bidang pengamanan dan bantuan hukum. Dia akan mengarahkan mereka untuk bertransformasi menjadi relawan kemanusiaan.
Ia menyebut, di negara-negara maju, ormas-ormas bergerak di sisi kemanusiaan. Mereka aktif bergerak kalau ada bencana alam, seperti banjir dan gempa bumi. Mereka ikut menggalang donasi. Dengan aktif sebagai relawan kemanusiaan, mereka pun akan mendapatkan insentif yang memadai.
"Kalau ormas mau membuka lapangan pekerjaan ya masuk ke BUJP (Badan Usaha Jasa Pengamanan) tapi bukan mengenakan seragam ormas, mengutip di pasar, bawa simbol-simbol kekerasan, petantang-petenteng menakuti orang lain, memeras. Itu premanisme," kata Fadil Imran tegas.
Ia juga berharap siapa pun, perorangan maupun ormas, yang sering melakukan pelanggaran hukum tidak lagi malah dijadikan tokoh masyarakat.
Hal lain yang menjadi keprihatinannya adalah kampung-kampung narkoba. Dia meminta para Kapolsek tidak lagi menangani isu ini dari sisi penegakan hukum. Bukan lagi dengan melihat berapa banyak orang yang ditangkap, tapi melakukan pendekatan kepada masyarakat untuk bersama-sama menutup celah peredaran narkoba. (deg/jat)