Abdul Rahim, lelaki berusia 49 tahun, mengaku telah disuntik vaksin COVID-19 sebanyak 17 kali. Belum ada titik terang soal warga Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, ini bisa disuntik vaksin hingga belasan kali.
Polres Pinrang memeriksa sembilan saksi terkait Abdul Rahim mengaku menjadi joki vaksin COVID-19. Abdul Rahim hingga saat ini masih berstatus sebagai saksi setelah pengakuannya viral di media sosial.
"Hingga saat ini kita sudah periksa kurang-lebih sembilan orang, termasuk Abdul Rahim, jadi sisa periksa enam orang lagi," ujar Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Deki Marizaldi dalam keterangannya kepada wartawan di kantornya, Rabu (22/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil pemeriksaan saksi-saksi tersebut mengungkapkan Abdul menjadi joki vaksin setelah menawarkan ke beberapa orang, dan ada juga yang meminta langsung kepada Abdul untuk diwakili divaksin.
"Ada yang menawarkan diri, ada juga yang Abdul Rahim jemput bola menggantikan sebagai penerima vaksin," tuturnya.
Polisi masih terus menyelidiki lebih lanjut kasus ini. Nantinya penyidik akan melakukan gelar perkara untuk menentukan kasus ini.
"Untuk sementara (Abdul) sebagai saksi jadi kita dalami dulu semua terperiksa sebelum melaksanakan gelar perkara, untuk mengetahui undang-undang apa atau aturan apa yang dilanggar," imbuhnya.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Saksikan Video 'Terkait Joki Vaksin, Komisi IX DPR Minta Evaluasi Pelaksanaan dan Pendataan':
Abdul Rahim mengaku hanya merasakan efek lemas dan baru mau berhenti jika mengalami sakit jantung. Dia pun masih memikirkan celah usai ketahuan menjadi joki vaksin Corona.
"Seandainya saya tidak ketahuan, mungkin saya masih menggantikan pasien untuk suntik vaksin," kata Abdul saat ditemui di Mapolres Pinrang.
Abdul, yang hanya pengangguran sebelum jadi joki vaksin, mengaku tidak merasakan efek yang membahayakan bagi dirinya meski telah disuntik vaksin sebanyak 17 kali.
"Seandainya kalau saya muntah-muntah atau sakit jantung atau apa yang parah, mungkin saya akan berhenti saat itu juga. Tapi selama ini tidak ada gejala yang parah, paling saya cuma merasa pusing dan sedikit lemas, tapi tidurnya enak," ujarnya.
Dinkes Provinsi Sulsel bersama Dinkes Pinrang sebelumnya telah mengambil sampel darah dan urine Abdul Rahim untuk diteliti efek setelah pria itu disuntik vaksin sebanyak 17 kali.
Tes awal ini dilakukan guna menelusuri kebenaran pernyataan joki vaksin itu dan efek yang ditimbulkan terhadap tubuhnya setelah menjalankan suntikan 15 dosis pertama dan 2 dosis kedua dari vaksin jenis Sinovac dan Astrazeneca.
"Dari kemarin sudah ada hasil tapi dikonsultasikan dulu dengan dokter ahli di Makassar, hasilnya ditunggu," ujar Kadis Kesehatan Pinrang Dyah Puspita Dewi dalam keterangan terpisah.
Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:
Rahim hanya membawa KTP pelanggannya setiap datang ke lokasi vaksinasi. Abdul menyebut petugas tidak mengenalnya meski menggunakan KTP orang yang dia wakili untuk divaksinasi.
"Pakai KTP orang yang mau divaksin, mereka (petugas) cuma minta KTP, terus panggil nama," ujarnya, Selasa (21/12).
Dari kerjaan joki vaksin ini, Rahim diupah Rp 80-800 ribu dari pelanggan yang diwakilinya. Hasilnya dipakai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Rahim menyebut mendapatkan pelanggan yang diwakili divaksinasi dari mulut ke mulut.
Sementara itu, selama 3 bulan menerima belasan kali suntikan vaksin COVID-19, Abdul mengaku hanya merasakan lemas. Tapi, setiap menjelang dan sesudah vaksinasi, dia selalu meminum air kelapa.
"Tapi tidurnya enak, sebelum dan sesudah divaksin minum air kelapa, dua minggu terakhir ini pernah 3 kali sehari," kata Rahim.