Tebaran baliho Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani di sepanjang jalan di Lumajang menuju Semeru memunculkan kecurigaan. Kecurigaan yang muncul, baliho-baliho Puan itu sengaja dipasang oleh oknum di luar PDIP untuk 'kepentingan' tertentu.
Adalah elite PDIP Hendrawan Supratikno yang curiga demikian. Sebab, menurut Hendrawan, kader partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu tidak dididik menjadi politisi yang gemar pamer kebaikan.
"Saya pastikan, panitia pasti tidak akan buat baliho yang aneh-aneh, yang snobistik. Kami ini digembleng dalam kultur marhaenisme yang kental. Jadi kami tidak dilatih untuk pamer-pamer ketika berbuat baik," kata Hendrawan saat dimintai konfirmasi, Rabu (22/12/2021).
"Saya khawatir ada pihak yang pasang-pasang untuk kepentingan lain di luar bela kemanusiaan," imbuhnya.
Namun Hendrawan mengaku masih minim informasi. Belum ada informasi valid yang dikantongi Hendrawan.
"Saya belum dapat info yang akurat dari lapangan," terangnya.
Kemarin, detikcom sempat memantau langsung di sepanjang jalan di Lumajang menuju Semeru. Hasilnya, baliho Puan bertebaran di 2 kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro.
Baliho Puan mulai bertebaran pada Senin (20/12). Pada hari yang sama, Puan memang melakukan peninjauan ke desa terdampak erupsi Semeru, tepatnya di Kecamatan Pronojiwo.
Ada dua ukuran baliho Puan yang dipasang. Ada yang berukuran 2 x 1,5 meter dan 3 x 4 meter. Baliho ber-background putih itu menampilkan foto Puan berkerudung merah dengan tulisan Puan Maharani Ketua DPR RI.
Di atas foto Puan tertulis kalimat, 'Tangismu, Tangisku, Ceriamu, Ceriaku, Saatnya Bangkit Menatap Masa Depan'. Dan pada bagian pojok atas baliho terdapat logo dengan tulisan relawan Puan Maharani. Baliho itu diletakkan di pinggir jalan dengan topangan dua bambu yang disandarkan di pohon atau tiang listrik/telepon.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga berbicara perihal tebaran baliho Puan tersebut. Simak di halaman berikutnya.
Simak Video: Baliho Puan Bertebaran di Lokasi Erupsi Semeru, PDIP: Maksudnya Baik
(zak/maa)