Kecurigaan Elite PDIP Gegara di Semeru Bertebaran Baliho Puan

Kecurigaan Elite PDIP Gegara di Semeru Bertebaran Baliho Puan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 22 Des 2021 21:04 WIB
banner puan maharani
Baliho Puan terpajang di sepanjang jalan di Lumajang menuju Semeru. (M Rofiq/detikcom)
Jakarta -

Tebaran baliho Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani di sepanjang jalan di Lumajang menuju Semeru memunculkan kecurigaan. Kecurigaan yang muncul, baliho-baliho Puan itu sengaja dipasang oleh oknum di luar PDIP untuk 'kepentingan' tertentu.

Adalah elite PDIP Hendrawan Supratikno yang curiga demikian. Sebab, menurut Hendrawan, kader partai berlambang kepala banteng bermoncong putih itu tidak dididik menjadi politisi yang gemar pamer kebaikan.

"Saya pastikan, panitia pasti tidak akan buat baliho yang aneh-aneh, yang snobistik. Kami ini digembleng dalam kultur marhaenisme yang kental. Jadi kami tidak dilatih untuk pamer-pamer ketika berbuat baik," kata Hendrawan saat dimintai konfirmasi, Rabu (22/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya khawatir ada pihak yang pasang-pasang untuk kepentingan lain di luar bela kemanusiaan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT
wakil ketua F-PDIP Hendrawan SupratiknoHendrawan Supratikno (Dok. Istimewa)

Namun Hendrawan mengaku masih minim informasi. Belum ada informasi valid yang dikantongi Hendrawan.

"Saya belum dapat info yang akurat dari lapangan," terangnya.

Kemarin, detikcom sempat memantau langsung di sepanjang jalan di Lumajang menuju Semeru. Hasilnya, baliho Puan bertebaran di 2 kecamatan, yakni Kecamatan Pronojiwo dan Kecamatan Candipuro.

Baliho Puan mulai bertebaran pada Senin (20/12). Pada hari yang sama, Puan memang melakukan peninjauan ke desa terdampak erupsi Semeru, tepatnya di Kecamatan Pronojiwo.

Ada dua ukuran baliho Puan yang dipasang. Ada yang berukuran 2 x 1,5 meter dan 3 x 4 meter. Baliho ber-background putih itu menampilkan foto Puan berkerudung merah dengan tulisan Puan Maharani Ketua DPR RI.

Di atas foto Puan tertulis kalimat, 'Tangismu, Tangisku, Ceriamu, Ceriaku, Saatnya Bangkit Menatap Masa Depan'. Dan pada bagian pojok atas baliho terdapat logo dengan tulisan relawan Puan Maharani. Baliho itu diletakkan di pinggir jalan dengan topangan dua bambu yang disandarkan di pohon atau tiang listrik/telepon.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga berbicara perihal tebaran baliho Puan tersebut. Simak di halaman berikutnya.

Simak Video: Baliho Puan Bertebaran di Lokasi Erupsi Semeru, PDIP: Maksudnya Baik

[Gambas:Video 20detik]



Perihal tebaran baliho Puan di sepanjang jalan di Lumajang menuju Semeru juga divideokan dan diposting di media sosial, yang kemudian viral. Warganet yang mengabadikan mengkritik tebaran baliho Puan tersebut.

Sekjen PDIP Hasto tak mempersoalkan kritik itu. Yang patut dilihat, sebut Hasto, adalah pergerakan kader PDIP. Dia menyebut tujuan pemasangan baliho adalah memberikan semangat.

"Kritik sesuatu yang biasa di alam demokrasi. Tapi yang harus dilihat bagaimana sebelum Mbak Puan turun, seluruh kader PDI Perjuangan sudah bergerak di lapangan terlebih dahulu, sehingga ini dalam konteks untuk memberikan semangat," tutur Hasto saat ditemui di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/12).

"Kalau kritik sudah biasa, sejak zaman Bung Karno dulu kritik sudah biasa, namanya presiden dikritik," sambung dia.

banner puan maharaniBaliho Puan terpampang di daerah terdampak erupsi Semeru. (M Rofiq/detikcom)

Menurut Hasto, kader PDIP sudah terbiasa bergerak secara spontan. Dia mengklaim kader PDIP akan langsung bergerak membantu masyarakat yang sedang kesusahan.

"Ini juga titipan, nggak ada, nggak ada. Kita ini semua spontan, semuanya. Jadi partai, ketika rakyat menjadi korban, telah bergerak turun. Bahkan... Belanda aja ikut bergotong royong membantu, boleh dicek. Dikritik itu mereka yang tidak turun ke lapangan," sebut Hasto.

"PDI Perjuangan turun ke lapangan, bekerja dengan seluruh DPC di lapangan, itu yang seharusnya diangkat di dalam politik pemberitaan," lanjutnya.

Namun tebaran baliho Puan di sepanjang jalan di Lumajang menuju Semeru justru menuai kritik. Baca di halaman berikutnya.

Salah seorang warga yang tinggal di Lumajang menuju Semeru, Zaini, menyebut baliho-baliho Puan sudah terpasang di daerah-daerah terdampak erupsi Semeru. Bahkan baliho Puan itu terpasang hingga di desa-desa terdampak.

"Banner itu sejak dini hari kemarin sudah banyak terpasang di desa-desa yang kena awan panas Semeru. Banner itu juga ada di jalan-jalan besar dan jalan desa," ujar salah satu warga, Zaini, kepada detikcom, Selasa (21/12).

Zaini menilai pemasangan baliho Puan Maharani di lokasi terdampak Semeru untuk saat ini kurang pas dan kurang cocok, mengingat saat ini erupsi Semeru masih menyisakan trauma bagi warga. Warga juga masih banyak yang tinggal di pengungsian.

"Untuk saat ini (pemasangan banner) jangan dulu dipasang di saat suasana duka seperti ini. Yang dibutuhkan saat ini adalah bantuan dan nasib ke depan bagi warga pengungsian korban erupsi Semeru," imbau Zaini.

"Kalau nanti (Semeru) sudah selesai nggak masalah pasang banner untuk mencari simpati. Toh pemilihan presiden juga masih lama," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads