Ketum PKB Sebut Pesantren Bisa Hadir di Era Society 5.0, Ini Alasannya

Ketum PKB Sebut Pesantren Bisa Hadir di Era Society 5.0, Ini Alasannya

Nada Zeitalini Arani - detikNews
Senin, 20 Des 2021 14:49 WIB
Abdul Muhaimin Iskandar
Foto: PKB
Jakarta -

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengaku bangga terhadap pesantren yang bertahan dan menggelar sistem pendidikan normal di masa pandemi COVID-19. Hal itu disampaikannya saat menghadiri dan membuka Pengukuhan Pengurus Forum Pengasuh Pesantren Putri (Fasantri).

"Pesantren memiliki kesempatan untuk hadir di era masyarakat 5.0, apa itu? Menyiapkan kader ekonomi yang tangguh, pelaku ekonomi baru yang bisa menjaga ketahanan masyarakat dan tantangan krisis pascapandemi," kata Gus Muhaimin, sapaannya, dalam keterangan tertulis, Senin (20/12/2021).

Gus Muhaimin menjelaskan keberhasilan pesantren tersebut juga berdampak besar bagi eksistensi pesantren putri yang memiliki santri tak kalah banyak dari santri putra. Melalui Fasantri, dia meyakini pesantren bisa lebih mandiri dan berjaya menghadapi beragam persoalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh karena itu Fasantri sebagai forum ibu-ibu yang memiliki pesantren putri yang jumlahnya jutaan itu bisa terjaga dan terselamatkan. Sekaligus menjadi tameng bagi santri agar terselamatkan dari kekerasan-kekerasan di dunia luar," terang Gus Muhaimin.

Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra ini juga menambahkan tema Pengukuhan Pengurus Fasantri tentang Optimalisasi Peran Pengasuh Pesantren Putri di Era 5.0 sangat penting dan harus terus menjadi perbincangan. Hal itu ditujukan untuk mempersiapkan diri masing-masing santri menatap masa depan yang lebih baik.

ADVERTISEMENT

"Tema ini harus terus dihalaqohkan di mana-mana, karena kita belum bisa membayangkan apa yang pernah Jepang bayangkan dengan kondisi dunia baru pasca pandemi ketika nanti ekonomi normal lagi. Semua negara mengeluh, pengangguran di mana-mana, pebisnis rontok, tapi pasca ini semua apa yang akan terjadi belum tahu siapa pemenangnya," ungkapnya.

"Saya yakin kalau pesantren berhasil menjadi solusi model pendidikan di tengah masa sulit, maka insyaallah pesantren juga menyiapkan kader-kader yang akan siap menjadi solusi masyarakat bangsa dan negara di masa yang akan datang," jelasnya.

Kemudian, Gus Muhaimin menjelaskan dua isu penting yang harus diantisipasi pasca pandemi. Pertama adalah isu perempuan merupakan tulang punggung ekonomi di semua level, baik keluarga, menengah, bawah maupun level desa.

"Alumni-alumni pesantren (putri) rata-rata juga menjadi tulang punggung keluarga, karena perempuan pesantren ini dikenal ulet dan dasar yang dimiliki juga kuat," katanya.

Sedangkan isu kedua adalah kondisi kesehatan. Ia menyatakan Indonesia harus mandiri, kokoh, dan tidak mudah mudah goyah dalam konteks kesehatan. Pandemi disebutnya menjadi salah satu bukti betapa rapuhnya sistem kesehatan Tanah Air.

"Semua bisa dimulai dari lingkungan kita sendiri (dengan menerapkan prokes yang baik), dari keluarga kita, dan perempuan lagi menjadi kunci tulang punggung kemandirian kesehatan nasional kita," tukasnya.

Dalam acara tersebut, Gus Muhaimin hadir didampingi sang istri, Rustini Muhaimin Iskandar. Nampak pula hadir dalam kesempatan itu Pengasuh Ponpes Lirboyo Kediri, KH. Kafabihi Mahrus beserta istri, Nyai Hj. Azzah Nur Laila, Ketua Fasantri Nyai Hj. Hindun Annisah, serta puluhan pengasuh pondok pesantren putri dari berbagai daerah yang hadir luring

(ncm/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads