Pentingnya Pemahaman Omicron di Masyarakat untuk Kendalikan Pandemi

Pentingnya Pemahaman Omicron di Masyarakat untuk Kendalikan Pandemi

Atta Kharisma - detikNews
Rabu, 15 Des 2021 23:29 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menegaskan pemahaman masyarakat terkait COVID-19 varian Omicron sangat penting guna menyiapkan langkah antisipasi sedini mungkin dalam rangka pengendalian COVID-19 secara menyeluruh. Hal ini ia sampaikan dalam diskusi daring bertajuk 'Mengenal Lebih Lanjut Omicron' yang digelar pada hari Rabu di Denpasar.

"Upaya mempertahankan kehidupan dengan langkah antisipasi dari varian Omicron yang dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan merupakan bagian dari upaya bela negara," ungkap Lestari dalam keterangannya, Rabu (15/12/2021).

Diskusi yang dimoderatori Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI Irwansyah itu menghadirkan Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono, dan Pakar Medis Satgas Penanganan COVID-19 Prof. Tonny Loho, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development sekaligus Ketua Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati Universitas Airlangga Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih dan Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI - Direktur Penyakit Menular WHO SEARO 2018-2020 Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai narasumber.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, hadir pula Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti dan Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia /Mafindo Septiaji Eko Nugroho sebagai penanggap.

Dalam sambutannya, Lestari menjelaskan upaya tersebut merupakan bagian dari membangun ketahanan negara lewat memperkuat ketahanan masyarakat dari ancaman virus korona di masa pandemi ini.

ADVERTISEMENT

Ia juga menambahkan pemerintah telah melakukan langkah antisipatif melalui kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat dengan ketentuan yang patut ditaati terlebih menjelang akhir tahun nanti.

Pemahaman masyarakat terkait virus korona varian Omicron dan kepatuhan terhadap sejumlah kebijakan tersebut sangat membantu dalam mensukseskan upaya pengendalian virus yang sudah menyebar luas di sejumlah negara.

Lestari menekankan upaya membedah dan mempelajari varian Omicron secara menyeluruh bukan untuk menimbulkan ketakutan, namun dalam rangka membangun ruang pembelajaran agar saling mengingatkan sebagai wujud saling menjaga dan mempertahankan kehidupan.

Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan varian Omicron per 13 Desember 2021 sudah terkonfirmasi di 72 negara. Berdasarkan sejumlah penelitian yang sedang dilakukan, ia memaparkan varian Omicron memiliki dampak yang lebih rendah namun penularannya lebih cepat daripada varian Delta.

Dr. Dante pun menjelaskan kelompok sasaran kedua varian tersebut berbeda. Menurutnya, dampak varian Delta lebih banyak menyasar sebagian besar kelompok masyarakat berusia lanjut. Sedangkan varian Omicron menyasar kelompok usia yang lebih muda dan anak-anak.

Ia mengatakan vaksinasi dapat melindungi masyarakat dari peluang rawat inap karena terpapar varian Omicron. Karena itu, vaksinasi merupakan salah satu langkah yang penting dalam mencegah terjadinya penularan.

Sementara itu, Pakar Medis Satgas Penanganan COVID-19 Tonny Loho mengungkapkan sebagian besar yang terpapar varian Omicron adalah masyarakat yang belum divaksinasi. Ia menilai upaya vaksinasi hanya memberi proteksi sebagian saja dari serangan virus korona varian Omicron.

Menurutnya, upaya mendeteksi varian Omicron secara teknis bisa diupayakan lewat whole genome sequencing (WGS), yang sementara cukup memakan waktu dan relatif mahal.

Berbeda dengan Tonny, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development Unair Ni Nyoman menyarankan upaya deteksi varian Omicron menggunakan genotyping agar lebih cepat dan lebih terjangkau dari sisi biaya. Dirinya juga menyambut baik kebijakan yang menerapkan genome surveillance skala nasional yang dilakukan pemerintah.

Ni Nyoman mengungkapkan dari hasil pendeteksian yang dilakukan terhadap ribuan sampel, hingga hari ini masih belum menemukan varian Omicron di Indonesia.

Menambahkan pernyataan tersebut, Tjandra mengungkapkan sejumlah penelitian belum bisa memastikan bahwa dampak varian Omicron benar-benar ringan, karena jumlah kasus yang ada belum bisa digunakan untuk menjadi dasar kesimpulan berat atau ringannya dampak varian Omicron tersebut.

Untuk pencegahan penyebaran varian Omicron, Tjandra menyarankan untuk melakukan pendekatan mitigasi risiko yang berlapis dengan 'retrospective screening' pada orang yang datang dari negara terjangkit sebelum 29 November 2021.

"Peningkatan surveilans dan sequencing, bukan hanya pada pendatang tapi juga pada masyarakat luas," ujarnya.

Ia menegaskan penyelidikan lapangan dan penilaian laboratorium untuk lebih memahami kemungkinan dampak dari varian baru ini. Tjandra juga menambahkan upaya pembatasan sosial tetap dilakukan lewat kebijakan PPKM berlevel dan disiplin memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari kerumunan.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti berpendapat kemampuan para pakar melakukan deteksi keberadaan varian-varian baru dari COVID-19 sangat penting untuk mendukung langkah pengendalian penyebaran virus korona di tanah air.

Sedangkan Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho menegaskan literasi kesehatan sangat penting di masa pandemi ini. Sebab, misinformasi dapat berdampak buruk bagi upaya penanggulangan pandemi.

"Misinformasi terkait Omicron akan jauh lebih cepat menyebar dampaknya dibandingkan virusnya sendiri," pungkasnya.

(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads