Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz buka suara soal anggotanya yang melaporkan dirinya ke Badan Kehormatan (BK) DPRD DKI. Aziz menganggap pelaporan itu suatu hal biasa.
"Nggak apa-apa, itu kan hak dewan. Saya menghormati apa yang dilakukan oleh beliau karena itu dengan prosedur ya. Kan kalau ada perselisihan dilaporkan ke BK, nanti BK menggali gitu ya, nggak apa-apa, itu biasa aja ya," kata Abdul Aziz saat dikonfirmasi, Kamis (9/12/2021).
Politikus PKS itu juga tidak keberatan jika dirinya didesak mundur dari posisi Ketua Komisi B. Aziz menegaskan sejak awal rekomendasi TransJakarta dia sampaikan melalui forum rapat Komisi B bersama Direksi TransJakarta pada Senin (6/12) lalu.
Namun, saat itu banyak anggota Komisi B yang sudah meninggalkan rapat.
"Iya, mana ada rekomendasi atas nama pribadi. Harus atas nama komisi, dibacakan kok, pada hadir kan wartawan, saya bacakan, dicatat sama semua,ya kalau misalkan ada orang keberatan sama rekomendasi itu, silahkan-silahkan saja. Seharusnya diajukan pada saat rapat, ketika saya bacakan dia interupsi, 'pak saya keberatan dengan itu karena itu nggak dibahas di rapat'. Ya silahkan, orang terbuka rapatnya, bukan tertutup," tegasnya.
Aziz juga membantah melakukan pertemuan diam-diam dengan direksi TransJakarta untuk menanyakan soal video viral nonton belly dance. Dia menegaskan klarifikasi dilakukannya saat rapat bersama Direksi TransJakarta yang turut dihadiri anggota Komisi B lainnya.
"Pertama kejadian itu sudah lama, sudah setahun lebih. Dulu saya tahu itu dari salah satu karyawan TransJakarta. Dan saya sudah panggil dirut itu, dan bukan panggil pribadi ya, tapi rapat bersama yang lain. Cuma nggak semua anggota dewan datang di rapat itu," jelasnya.
Terakhir, dia mengaku siap jika BK memanggilnya untuk dimintai keterangan.
"Pada intinya saya siaplah dikonfirmasi atau dipanggil sama BK, apa pun masalahnya gitu ya, saya akan ikutilah dengan pemanggilan-pemanggilan itu," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Abdul Aziz dilaporkan anggotanya ke Badan Kehormatan DPRD DKI. Aziz dinilai menerbitkan rekomendasi imbas kecelakaan bus TransJakarta berturut-turut tanpa persetujuan seluruh anggota.
"Abdul Aziz membagikan hasil 'rekomendasi' Komisi B terkait kejadian TransJakarta ini di grup WhatsApp Komisi B, Ada 3 poin yang direkomendasikan. Namun saat saya tanya ke pimpinan lain, mereka belum mengetahui apapun terkait rekomendasi ini," kata anggota DPRD DKI Jakarta Ichwanul Muslimin dalam keterangan tertulis, Kamis (9/12/2021).
Ichwanul menganggap perilaku Aziz otoriter dan tidak bijaksana karena menerbitkan rekomendasi tanpa mengajak diskusi anggotanya. Dia juga mendorong agar Aziz dilengserkan dari jabatannya.
Dia juga mengaku dibentak Aziz saat hendak menanyakan kebenaran rekomendasi itu.
Tak hanya itu, dalam laporan tersebut, Ichwanul juga menyebut Aziz mengadakan pertemuan seorang diri bersama Dirut Transjakarta. Diketahui, pertemuan itu untuk mengklarifikasi soal video direksi TransJakarta nonton belly dance di kafe saat rapat.
"Ketua Komisi B Abdul Aziz memanggil Dirut Transjakarta ke ruangan pribadinya mempertanyakan soal video tersebut, hal ini sangat di sayangkan. Kenapa nggak bahas pada saat rapat komisi, kenapa harus dipanggil pribadi," terangnya.
Simak video 'Dirut TransJakarta Bantah Isu Sopir Bekerja Long Shift':
(taa/dwia)