Hari Gunung Internasional diperingati setiap tanggal 11 Desember. Tahun ini, Hari Gunung Internasional jatuh pada hari Sabtu. Masyarakat pun diminta berpartisipasi melalui rangkaian acara yang disediakan.
Diperingatinya Hari Gunung Internasional tak lepas dari sektor pariwisata yang menyumbang 15 hingga 20 persen wisata global. Pegunungan merupakan 'rumah' bagi 15 persen populasi dunia. Uniknya, pegunungan juga menampung setengah dari keanekaragaman hayati di dunia.
Lantas seperti apa sejarah hingga serba-serbi Hari Gunung Internasional? detikcom sudah merangkumnya dari berbagai sumber. Mari simak ulasan berikut ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari Gunung Internasional: Begini Awal Mula Sejarahnya
Dibentuknya Hari Gunung Internasional bermula dari tahun 1992. Mengutip situs resmi PBB, saat itu, PBB tengah mengikuti agenda tentang lingkungan dan pembangunan. Tak ayal, ini menjadi tonggak sejarah perkembangan gunung di seluruh dunia.
PBB melihat perhatian masyarakat terhadap gunung cenderung meningkat. Tahun 2002, PBB menyatakannya sebagai tahun pegunungan internasional. Kemudian di tahun 2003, peringatan ini secara resmi disahkan oleh PBB. Dapat dikatakan, Hari Gunung Internasional pertama kali diperingati tanggal 11 Desember 2003.
Mengutip situs Food and Agriculture Organization United Nations (FAO), PBB bertekad untuk menciptakan kesadaran tentang pentingnya gunung bagi kehidupan manusia. Diperingatinya Hari Gunung Internasional sekaligus untuk menyoroti peluang dan kendala dalam pengembangan gunung untuk membangun aliansi yang membawa perubahan positif bagi lingkungan hingga masyarakat pegunungan di seluruh dunia.
Hari Gunung Internasional: Tema Tahun Ini
Setiap tahunnya, Hari Gunung Internasional mengusung tema yang berbeda-beda. Tahun ini tema yang diangkat yakni 'Wisata Gunung Berkelanjutan.'
Diangkatnya tema ini karena pariwisata berkelanjutan di pegunungan dapat berkontribusi menciptakan pilihan mata pencaharian, mengentaskan kemiskinan, inklusi sosial, serta lanskap dan konservasi keanekaragaman hayati. Upaya ini adalah cara untuk melestarikan warisan alam, budaya dan spiritual, mempromosikan kerajinan lokal, hingga merayakan festival lokal. Inilah yang menjadi dasar diangkatnya tema Hari Gunung Internasional tahun ini.
PBB menilai wisata pegunungan menarik 15-20 persen pariwisata global. Sayangnya, sektor ini terhantam sejak pandemi COVID-19 mewabah di seluruh dunia. Di pegunungan sendiri, tekanan COVID-19 memperparah kerentanan komunitas pegunungan.
Masyarakat juga diajak berpartisipasi dalam perayaan Hari Gunung Internasional tahun ini. Simak halaman selanjutnya.