Perkara Penembakan Maut di Bintaro Bikin Ipda OS Jadi Tersangka

Perkara Penembakan Maut di Bintaro Bikin Ipda OS Jadi Tersangka

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 08 Des 2021 07:41 WIB
Mobil Poltak Pasaribu dkk ditembak Ipda OS
Mobil Poltak Pasaribu dkk ditembak Ipda OS (Foto: dok ist/detikcom)
Jakarta -

Kasus penembakan maut di exit Tol Bintaro, Jakarta Selatan, berujung penetapan tersangka Ipda OS. Pemeriksaan etik terhadap Ipda OS juga terus berlanjut.

Seperti diketahui, kasus penembakan yang dilakukan oleh Ipda OS terjadi pada Jumat (27/11) di exit Tol Bintaro, Jakarta Selatan. Saat itu Ipda OS mengaku membantu pria berinisial O yang melapor kepadanya tengah dibuntuti oleh tiga kendaraan dari Sentul.

Dua orang terluka dari tindakan penembakan Ipda OS. Satu orang di antaranya kemudian meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Atas hal itu, polisi melakukan serangkaian proses penyidikan. Hasilnya Ipda OS ditetapkan menjadi tersangka.

"Berdasarkan pemeriksaan penyidikan dan gelar perkara yang baru saja tuntas dan hari ini sudah diputuskan maka penyidik tetapkan status Ipda OS dalam kasus ini sebagai tersangka," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes E Zulpan saat jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (7/12/2021).

ADVERTISEMENT

Alasan Ipda OS Tembak Warga

Kombes E Zulpan mengatakan penembakan itu berawal dari tindakan pembuntutan yang dilakukan oleh korban kepada pria inisial O dari Sentul, Bogor. Pria inisial O saat itu merasa terancam akibat kendaraannya dipepet oleh korban.

"Terjadinya penembakan itu karena kendaraan Ayla yang buntuti yang berpenumpang empat orang ini pada saat Saudara O menghentikan kendaraannya di exit tol, kendaraan yang buntuti ini memepet, kemudian bersikap mengancam," kata Zulpan.

Ipda OS, yang memang mengarahkan pria inisial O ke lokasi, kemudian keluar dari kantornya. Posisi kantor PJR tempat dinas Ipda OS diketahui berdekatan dengan exit Tol Bintaro.

Ipda OS kemudian mengeluarkan tembakan peringatan kepada kendaraan yang membuntuti. Namun tembakan peringatan itu tidak digubris.

Menurut Zulpan dari hasil keterangan Ipda OS, kendaraan yang membuntuti itu bahkan melakukan perlawanan. Kendaraan itu sempat mencoba menabrak Ipda OS.

"Ipda OS lakukan tembakan peringatan ke udara. Namun tidak diindahkan. Kemudian mendapatkan serangan, artinya kendaraan itu berupaya menabrak sehingga Ipda OS berupaya membela diri, melakukan penembakan," terang Zulpan.

Baca halaman berikutnya soal alasan korban penembakan buntuti pria O.

Simak Video 'Ipda OS Jadi Tersangka Kasus Penembakan di Exit Toll Bintaro':

[Gambas:Video 20detik]



Korban Penembakan Buntuti Pria O karena Sangka Pejabat DKI

Kombes Zulpan juga mengungkap alasan korban penembakan maut di exit Tol Bintaro, Jakarta Selatan, membuntuti pria berinisial O. Korban disebut melakukan pembuntutan lantaran mengira O merupakan pejabat Pemprov DKI Jakarta.

"Mereka menganggap adalah pejabat Pemprov DKI karena (pelat nomor) belakangnya RFJ," kata Zulpan.

Zulpan menjelaskan O dikira pejabat Pemprov DKI karena menggunakan mobil dengan pelat 'RFJ'.

"Cuma dia ini yang dianggap oleh pembuntut ini dia melihat ini mobil RFJ," ungkapnya.

Selain itu, korban penembakan tersebut beralasan ingin liputan investigasi karena melihat mobil itu menurunkan seorang perempuan di hotel.

"Kemudian menurunkan wanita dari hotel, mereka beralasan investigasi dengan terus membuntuti," ujar Zulpan.

Korban Mengaku Wartawan

Zulpan melanjutkan para korban juga mengaku sebagai wartawan. Polda Metro akan berkoordinasi dengan PWI terkait pengakuan tersebut.

"Keterangan yang diberikan kepada penyidik adalah sebagai wartawan. Saya tidak sebutkan medianya, tapi mereka menyebut diri mereka sebagai wartawan, tentunya kita akan berkoordinasi dengan PWI terkait keabsahan keanggotaan mereka," tuturnya.

Polisi Usut Dugaan Pemerasan

Kombes Zulpan mengatakan saat ini pria berinisial O juga telah membuat laporan tentang pengancaman. Laporan itu kini tengah diselidiki pihak kepolisian.

"Itu masih dilakukan pendalaman lagi. Kalau pemerasan itu kan terungkap dari Saudara O yang sebagai dia dirugikan dari pembuntutan itu. Dia kan sudah buat laporan pengancaman. Nanti akan kita dalami lagi," kata Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (7/12/2021).

Ada satu mobil Ayla berisi empat orang yang membuntuti pria O dari Sentul, Jawa Barat. Dua orang di mobil itu kemudian menjadi korban penembakan Ipda OS.

Sementara itu, dua orang lainnya berinisial IM dan PCM selamat dan tidak terkena penembakan. Kepada penyidik, dua orang itu mengaku sebagai wartawan dan sedang melakukan investigasi terhadap pria inisial O.

Zulpan menambahkan proses penyelidikan atas laporan pengancaman dari pria O kini masih diselidiki. Dugaan pemerasan yang dilakukan oleh para korban juga masih didalami.

"Tetapi pengakuan dari dua orang yang tidak terkena tembakan, mereka alasan investigasi. Mereka tidak katakan pemerasan, belum ada pengakuan seperti itu. Tapi kita kan tidak berhenti di keterangan yang mereka berikan," ujar Zulpan.

Baca halaman selanjutnya soal pemeriksaan etik Ipda OS di Propam.

Pemeriksaan Etik di Propam Lanjut

Pemeriksaan terhadap Ipda OS oleh Bidang Propam Polda Metro Jaya soal dugaan pelanggaran etik tetap berlanjut setelah Ipda OS ditetapkan menjadi tersangka di kasus penembakan maut.

"Nanti dari Bidang Propam tentunya juga akan melakukan pemeriksaan kaitannya dengan tindakan kepolisian yang dilakukan ini akan diarahkan ke pelanggaran disiplin atau etik," kata Kombes E Zulpan.

Menurut Zulpan, hingga saat ini Ipda OS belum dinyatakan bersalah terkait penggunaan senjata api berdasarkan pemeriksaan di Propam Polda Metro Jaya. Polisi kini masih mendalami apakah penggunaan senjata api oleh Ipda OS telah sesuai prosedur atau tidak.

"Nanti Propam akan melihat SOP penggunaan senjata dan sebagainya apakah ini benar atau salah nanti ada tindakan disiplin maupun bisa etik juga dari kepolisian," tutur Zulpan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads