Korps Bhayangkara mendapatkan armada baru usai Novel Baswedan dan kawan-kawan (dkk) menerima tawaran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sebanyak 44 mantan pegawai KPK, termasuk Novel Baswedan, menerima tawaran menjadi aparatur sipil negara (ASN) Polri.
Novel Baswedan hadir secara langsung dalam kegiatan sosialisasi pengangkatan ASN Polri, yang digelar di gedung TNCC Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (6/12/2021). Namun, sebanyak 8 mantan pegawai KPK tidak menerima tawaran menjadi ASN Polri.
"Yang mengisi surat perjanjian dan menyatakan bersedia menjadi ASN Polri sebanyak 44 orang, yang tidak bersedia 8 orang," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan saat dimintai konfirmasi, Senin (6/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di luar 44 dan 8 orang, sebagaimana disampaikan Kabag Penum, masih ada 4 mantan pegawai KPK yang belum mengonfirmasi menerima atau tidak tawaran menjadi ASN Polri.
Dan selain 4 orang tersebut, masih ada 3 orang lain yang tidak menghadiri kegiatan sosialisasi. Satu di antara 3 orang tersebut meninggal dunia.
"Menunggu konfirmasi 4 orang, diberikan batas waktu sampai besok pagi," ungkap Kombes Ramadhan.
"Tidak hadir 3 orang. Keterangan satu meninggal dunia, satu menikah, satu di luar kota," imbuhnya.
Ada satu alasan utama yang mendorong para mantan pegawai KPK itu menerima tawaran menjadi ASN Polri. Alasan dimaksud adalah kesamaan visi antara mereka dengan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Simak di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Alasan Novel Baswedan Cs Terima Tawaran Jadi ASN Polri':
Apa yang mendorong Novel Baswedan dkk menerima tawaran menjadi ASN Polri? Itu adalah kesungguhan Jenderal Sigit memberantas korupsi, terutama aspek pencegahan.
"Ketika saya melihat atau kami ya, paling tidak melihat penjelasan dari Pak Kapolri yang tampak bahwa ada seperti kesungguhan untuk memberantas korupsi, terutama bidang pencegahan, dan meminta kami untuk kesediaannya untuk ikut melakukan tugas-tugas dalam rangka berbakti untuk kepentingan bangsa dan negara," papar Novel di gedung TNCC Mabes Polri.
Karena itulah, para mantan pegawai KPK itu sulit menolak tawaran Kapolri. Di samping itu, mereka memandang pemberantasan korupsi merupakan hal yang serius.
"Tentu pilihan itu menjadi sulit buat kami untuk menolak. Jadi saya kira kemudian kami memilih untuk sebagian besar dari kami saya katakan bukan semuanya ya, sebagian besar dari kami memilih untuk menerima, karena begitu masalah upaya memberantas korupsi kami pandang sebagai hal yang serius," ujar Novel.
Sebelum diangkat menjadi ASN Polri, Novel Baswedan dkk harus menjalani uji kompetensi atau asesmen. Namun, uji kompetensi ini tidak menentukan kelulusan.
"Tahap berikutnya akan dilaksanakan kegiatan uji kompetensi atau asesmen, uji kompetensi itu sifatnya hanya mapping sesuai kompetensi yang dimiliki oleh pegawai KPK yang akan bergabung sebagai ASN Polri," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (6/12/2021).
Posisi apa yang bakal ditempati, para mantan pegawai KPK tersebut. Baca di halaman berikutnya.
Novel Baswedan dkk nantinya bakal memperkuat armada Polri bukan sebagai penyidik. Mereka akan fokus terhadap program-program pencegahan korupsi.
"Ya tentunya penjelasan itu telah disampaikan oleh Pak Kapolri sejak awal. Pak Kapolri juga mengatakan terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan masalah pencegahan ya. Jadi saya kira karena fokusnya adalah terkait dengan upaya-upaya yang berhubungan dengan pencegahan dan Pak Kapolri telah menyampaikan," tutur Novel.
Polri juga menyambut baik kehadiran para mantan pegawai KPK dalam sosialisasi pengangkatan ASN Polri hari ini. Sosialisasi ini digelar sebagai bukti komitmen Kapolri memberikan ruang kepada Novel Baswedan dkk.
"Tentunya, Polri menyambut baik ya, atas kehadiran 52 eks pegawai KPK, dan ini merupakan komitmen Bapak Kapolri, tetap memberikan ruang dan juga tetap memberikan tempat sesuai dengan kompetensi dan keahlian yang dimiliki oleh eks 57 pegawai KPK tersebut," tuturnya.