Saidiman menilai Demokrat bakal legawa mengusung Ganjar dan Airlangga. Demokrat, kata dia, memiliki kepentingan yang lebih sakral ketimbang memaksakan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) maju sebagai capres atau cawapres.
"Menurut saya, Demokrat punya kepentingan untuk mengembalikan kejayaannya. Itu sama saja pada 2009 ketika Demokrat menjadi partai nomor 1. Ketika itu dan salah satu cara mengembalikan kejayaan itu adalah dengan menemukan figur yang populer di publik," papar Saidiman.
"Dulu Demokrat ini muncul sebagai semacam kuda hitam dalam pemilihan legislatif, karena sosok Pak SBY yang sangat kuat ketika itu sangat populer. Jadi Pak SBY mendongkrak perolehan legislatif pada Demokrat saat itu," kata dia.
Kembali ke simulasi pasangan Ganjar-Airlangga. Saidiman berpandangan pasangan ini saling melengkapi, terpenting bisa bekerja dengan baik.
"Kalau saya melihat itu pasangan yang cukup ideal yang tadi saya katakan. Satu sisi, kan presiden dan wakil presiden itu bukan cuma membutuhkan menang, tapi juga nanti kalau menang mereka bisa bekerja dengan baik dan karena itu sosok pendamping teknokratis itu dibutuhkan," pungkasnya.
(zak/tor)