"Ganjar tak akan berani keluar dari PDIP saat ini, karena jika berani masuk Golkar sekarang, maka akan dihabisi oleh PDIP. Oleh karena itu, hingga saat ini Ganjar masih taat dan loyal masih bersama PDIP," kata pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komaruddin, kepada wartawan, Kamis (18/11/2021).
Ujang menyebut kepastian Ganjar akan 'menyeberang' partai atau tidak mungkin bisa terjadi saat mendekati Pilpres 2024. Terlebih, jika PDIP sudah memutuskan mengusung Puan Maharani sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres).
"Di situlah mungkin Ganjar akan berpikir untuk bisa masuk ke Golkar. Daripada tak jadi nyapres, bisa saja gabung Golkar atau partai lainnya," ucapnya.
Menurut Ujang, karena skenario Golkar ingin menjadikan ketumnya, Airlangga Hartarto sebagai Capres. Maka sangat rasional jika Ganjir dirayu untuk bergabung dengan Golkar untuk menjadi tandem Airlangga sebagai cawapresnya.
Diberitakan sebelumnya, aksi saling sindir terjadi antara Sekjen Partai PDIP Hasto Kristiyanto dan Waketum Golkar Nurdin Halid soal Ganjar Pranowo maju dalam kontestasi Pilpres 2024. Saling sindir PDIP vs Golkar itu diawali dari Nurdin Halid yang menyatakan siap menampung Ganjar jika tak dapat tempat dari PDIP.
Pernyataan itu direspons oleh PDIP lewat Sekjen Hasto Kristiyanto yang menilai tawaran Golkar itu merupakan bentuk keputusasaan karena ditolak oleh Ganjar. Hasto yakin Ganjar akan mematuhi AD/ART partai dan tidak akan berpaling.
"Apa yang ditawarkan oleh salah satu elite Golkar tersebut, yakni Pak Nurdin Halid, barangkali menggambarkan keputusasaannya setelah berulang kali membujuk Ganjar Pranowo, namun Bung Ganjar tidak tertarik, dan setiap kali ditanya terkait persoalan capres-cawapres, Bung Ganjar lebih memilih kerja untuk rakyat menangani pandemi," ujar Hasto kepada wartawan, Jumat (12/11).
Simak video 'Survei Capres DTS: Ganjar Pranowo Tertinggi, Disusul Prabowo dan Anies':
(fas/zak)