Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan nelayan di Laut Natuna, Kepulauan Riau yang masuk wilayah Laut China Selatan (LCS) tak dibekali persenjataan. Tito menyebut mereka hanya dikawal di lokasi-lokasi rawan oleh petugas keamanan.
"Kalau untuk persenjataan (nelayan di Natuna) tidak lah ya, karena Undang-undang kita melarang penggunaan senjata bagi institusi yang memang tidak diberikan kewenangan untuk persenjataan," kata Tito, di Kantor Camat Pulau Laut, Natuna, Rabu (24/11/2021) saat ditanya apa ada pertimbangan untuk mempersenjatai nelayan Natuna.
"Tapi dikawal di tempat-tempat rawan, itu didukung oleh kekuatan keamanan pertahanan kita," lanjutnya.
Tito selaku Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) menyampaikan ada sejumlah aparat yang membantu mengawasi nelayan di lokasi rawan mulai dari TNI, Bakamla hingga kepolisian. Hal itu dilakukan agar para nelayan bisa lebih memperkuat kemampuan tangkapan ikan.
"Teman-teman TNI, Bakamla, kemudian kepolisian juga di daerah yang bukan blue water. Tapi untuk penguatan nelayan terutama untuk kemampuan tangkap mereka ya," ucapnya.
Terpisah, Pangkogabwilhan I Laksda Muhammad Ali mengatakan satuan TNI di Laut China Selatan diperkuat lantaran Laut Natuna merupakan flash point. Dia menyampaikan satuan TNI di Laut Natuna sudah dibangun lengkap.
"Terkait dengan komposisi kekuatan TNI di Natuna ini. Bahwa Natuna ini menjadi flash poin penting sekali, maka satuan-satuan TNI di sini diperkuat sebenarnya. Di sini sudah dibangun beberapa satuan TNI yang cukup lengkap, contohnya di AL sendiri nanti Selat Lampa akan menjadi pagkalan angkatan laut. Kemudian gugus tempur laut akan dipindahkan dari Jakarta ke Natuna. Kemudian kapal-kapalnya nanti akan banyak beroperasi di sini," kata Ali.
Lihat juga video saat 'Nelayan Ketakutan Karena Ada Coast Guard China di Laut Natuna':
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.