Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta menepis tudingan tim siber atau cyber army yang dibuat untuk membela ulama hingga Gubernur DKI Anies Baswedan terkait hibah Rp 10,6 miliar. MUI DKI menyebut orang yang menuduh hal tersebut tak paham tentang MUI.
"Yang menghubungkan pembuatan cyber army dengan dana hibah itu hanya orang-orang yang tidak paham tentang MUI dan tugas serta program-program MUI," kata Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI KH Munahar Muchtar kepada wartawan, Sabtu (20/11/2021).
Dia kemudian bicara soal cyber army yang ditujukan untuk melawan buzzer penyerang ulama hingga Anies Baswedan. Menurutnya, program itu tidak ada kaitannya dengan hibah Rp 10,6 miliar dari Pemprov DKI ke MUI DKI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada hubungannya dengan dana hibah karena dana hibah hanya diperuntukkan melaksanakan program-program kerja serta operasional MUI dari tingkat provinsi, kota, kecamatan, selanjutnya juga untuk tingkat kelurahan," tuturnya.
Sebelumnya, MUI DKI membentuk tim siber. Hal itu guna melawan buzzer yang menyerang ulama.
Hal itu disampaikan dalam rapat koordinasi bersama Bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) se-DKI Jakarta di Hotel Bintang Wisata Mandiri, Senin (11/10). Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar dalam arahannya bersyukur dengan adanya kegiatan ini karena banyak ilmu yang didapatkan dalam bidang teknologi informasi di era digitalisasi saat ini.
"Saya berharap di era penuh tantangan saat ini, MUI DKI tidak kalah untuk menguasai teknologi karena Bidang Infokom ini adalah otak MUI DKI dalam bidang informasi," kata Munahar, dalam keterangan tertulis, Jumat (19/11).
Munahar berharap Infokom memiliki orang ahli atau cyber army untuk melawan orang-orang yang menghantam umat Islam karena tugas utama MUI adalah amar makruf nahi mungkar.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Yayasan Waka DPRD Zita Anjani Dapat Hibah Rp 900 Juta, Ini Kata Wagub DKI