Mahasiswi Universitas Sriwijaya (Unsri), Palembang, yang diduga menjadi korban pencabulan oleh dosennya bertambah menjadi tiga orang. Legislator Partai Demokrat (PD) Bramantyo Suwondo mendorong pihak kampus untuk bertindak atas laporan tersebut.
"Tentunya pihak kampus harus menanggapi dengan serius segala laporan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus dan bergerak aktif dalam memastikan institusinya terbebas dari segala macam tindakan kekerasan seksual agar menciptakan rasa aman dan nyaman bagi seluruh peserta didik dan juga pengajar," kata Bramantyo kepada wartawan, Kamis (18/11/2021).
"Oleh karena itu saya mendorong agar pihak kampus melaksanakan investigasi dari laporan yang diterima tentang kasus kekerasan seksual," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Komisi X DPR RI ini mengecam segala tindakan kekerasan seksual di institusi pendidikan. Seharusnya, kata dia, kampus ataupun sekolah menjadi lingkungan yang aman dan nyaman bagi peserta didik untuk mengenal minat dan bakatnya serta menimba ilmu.
"Mengenai kasus pencabulan di UNSRI, saya mendukung diadakannya investigasi yang lebih mendetail agar terang benderang apakah kasus pencabulan benar terjadi, dan bila memang terjadi tentunya saya mendukung agar pelaku mempertunggangjawabkan tindakannya di depan hukum," ucapnya.
Sebelumnya, BEM KM Universitas Sriwijaya (Unsri) mengaku menerima dua laporan baru kasus dugaan mahasiswi diduga dicabuli dosen. BEM berjanji membantu korban mendapat keadilan.
"Ada dua korban baru yang mengadu ke BEM Unsri," kata Ketua BEM KM Unsri, Dwiky Sandy, kepada wartawan, Kamis (18/11).
Simak video 'Dugaan Pelecehan Dekan Terhadap Mahasiswi Unri yang Bikin Geger!':
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Dwiky berharap semua mahasiswa Unsri membantu pihaknya mengawal kasus dugaan pelecehan seksual tersebut. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan demi menjaga nama baik kampus.
"Pada 6 November 2021, kami menerima laporan kembali dugaan kasus pelecehan seksual dari fakultas yang berbeda. Setelah melakukan observasi dan kajian mendalam, kami juga menilai dugaan kasus baru ini sudah sangat serius, karena korban disinyalir ada beberapa orang dan 16 November kemarin kami sudah layangkan lagi surat terkait dugaan pelecehan ini ke Rektorat," tuturnya.
BEM KM Unsri awalnya juga membantu advokasi kasus dugaan pelecehan seksual yang diduga terjadi di kampus. Mahasiswi itu bercerita dia mendatangi dosen pembimbingnya untuk berkonsultasi mengenai skripsinya. Peristiwa itu disebut terjadi pada Sabtu (25/9).
"Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu (25/9). Pada saat itu, saya mendatangi dosen berinisial A tersebut. Di mana di saat bersamaan, saya sudah memastikan jika dosen tersebut ada di kampus dari adik tingkat saya," tulis mahasiswi itu dalam postingan tersebut.
Mahasiswi tersebut mengaku menemui dosen tanpa janji dan bertemu di ruang kerja dosen tersebut. Si mahasiswi menyebut dosen A sedang sendirian di kantor tersebut. Dia mengaku sempat terlibat obrolan mengenai skripsi.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unsri, Iwan Stia Budi, mengatakan pihaknya telah mendapat informasi tersebut. Dia mengaku pihaknya masih menelusuri kebenaran dugaan pelecehan seksual tersebut.
"Berita ini masih sangat abstrak. Jadi Unsri perlu menelusuri lebih lanjut kebenaran info ini," jelas Iwan.