BEM KM Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang menceritakan kabar terbaru kasus mahasiswi diduga menjadi korban pelecehan seksual oleh dosen pembimbing. Menurut BEM, pihak kampus tak terbuka.
"BEM KM Unsri tengah mengadvokasi kasus yang kemarin ramai, hanya saja kita terkendala pada kurangnya transparansi pihak kampus ke pada mahasiswa," kata Presiden BEM KM Unsri, Dwiky Sandi, kepada wartawan, Rabu (10/11/2021).
Menurut Dwiky, pihaknya masih berupaya melakukan audiensi dengan pihak kampus. Termasuk, katanya, memberi trauma healing terhadap korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"BEM KM Unsri sudah mendengar secara langsung, membantu melindungi dan pemulihan korban," katanya.
"Kita juga sudah melakukan audiensi satu kali dan telah mengajukan audiensi yang kedua, namun belum direspons dengan alasan pimpinan kampus sedang fokus pada agenda dies natalis dan vaksinasi," sambung Dwiky.
Sebelumnya, postingan berisi curhat mahasiswi yang menjadi korban pelecehan seksual oleh dosen viral. Dosen yang disebut berinisial A diduga melakukan pelecehan seksual saat mahasiswi tersebut melakukan bimbingan skripsi.
Mahasiswi itu bercerita dia mendatangi dosen pembimbingnya untuk berkonsultasi mengenai skripsinya. Peristiwa itu disebut terjadi pada Sabtu (25/9).
"Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu (25/9) lalu. Pada saat itu, saya mendatangi dosen berinisial A tersebut. Di mana di saat bersamaan, saya sudah memastikan jika dosen tersebut ada di kampus dari adik tingkat saya," tulis mahasiswi itu dalam postingan tersebut.
Mahasiswi tersebut mengaku menemui dosen tanpa janji dan bertemu di ruang kerja dosen tersebut. Si mahasiswi menyebut dosen A sedang sendirian di kantor tersebut. Dia mengaku sempat terlibat obrolan mengenai skripsi.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dia mengaku bercerita bahwa dia sedang menghadapi masalah keluarga. Dia mengaku kemudian dipeluk si dosen.
"Saat bercerita dengannya, aku merasa makin sedih sampai akhirnya, aku dipeluk oleh dosen tersebut. Setelah memeluk, dia itu akhirnya menandatangani berkas sidang tersebut. Aku kaget dan aku pikir itu hanya bentuk empati atas masalah yang kualami," katanya.
Saat berpamitan, katanya, dosen A disebut mengulangi tindakan tersebut. Dia menyebut dosen itu juga menciumnya dan meraba tubuhnya. Dia mengaku syok dan takut berteriak karena takut urusannya dipersulit. Dia juga mengaku dosen itu pernah melakukan onani di hadapannya.
Dia menyebut dosen itu telah meminta maaf dan berjanji tak mengulangi perbuatannya. Mahasiswi tersebut mengatakan dia ingin mengadu, tapi takut.
"Demi Allah aku dak ngarang cerito ini, tolong di-up, aku butuh saran," ujarnya menutup cerita.
Pihak Unsri Bakal Telusuri
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unsri, Iwan Stia Budi, mengatakan pihaknya telah mendapat informasi tersebut. Dia mengaku pihaknya masih menelusuri kebenaran dugaan pelecehan seksual tersebut.
"Berita ini masih sangat abstrak. Jadi Unsri perlu menelusuri lebih lanjut kebenaran info ini," jelas Iwan.