Sebuah pesan berantai melalui WhatsApp menyebutkan bakal ada bentrokan antarormas Forum Betawi Rempug (FBR) dan Pemuda Pancasila (PP). Polisi mengimbau warga tidak terprovokasi.
Adapun informasi yang disebar melalui status WhatsApp tersebut sebagai berikut:
"Sekedar info...nanti mlm bakal ada pecah antara 2 kubu ormas FBR & PP wilayah ciledug joglo meruya srengseng...mohon untuk sodara atau anak kite yg berpergian mlm hari untuk tidak lewat wilayah tersebut...Dapet Dari Grup".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal ini, Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo meminta masyarakat tidak terpancing. Di sisi lain, Polres Jakbar juga telah berkoordinasi dengan pimpinan FBR dan Pemuda Pancasila untuk mengantisipasi hal ini.
"Sebagai antisipasi, saya sudah koordinasikan dan hubungi pimpinan FBR dan PP Jakbar untuk tetap menjaga kamtibmas," kata Kombes Ady dalam keterangan kepada wartawan, Selasa (16/11/2021).
Ady mengatakan FBR dan Pemuda Pancasila sepakat menjaga keamanan wilayah.
"Ya (jangan terpancing). Dan mereka sepakat untuk meneruskan ke jajarannya untuk saling menjaga," tuturnya.
Upaya antisipasi lainnya, Ady menyebutkan pihaknya akan melakukan patroli kewilayahan. Hal ini dilakukan untuk memastikan situasi wilayah Jakarta Barat tetap kondusif.
"Kita juga lakukan giat pemantauan wilayah," imbauan.
Polisi sebut tak ada bentrok ormas di Jakbar, simak di halaman selanjutnya
Tak Ada Bentrokan Ormas
Sebelumnya, Ady membantah jika dikatakan dua insiden yang dialami FBR dan Pemuda Pancasila ini adalah bentrokan ormas. Ady mengatakan dua peristiwa tersebut murni tindakan individu dan tidak terkait dengan ormas FBR dan Pemuda Pancasila.
"Tidak ada bentrok. Tapi statement saya, itu bukan organisasi. Bahwa itu kejadian pidana seperti biasa, tapi bukan konteks FBR Vs PP karena tidak ada atribut yang mereka gunakan," kata Ady.
"Karena kita tanya kepada kedua belah pihak tidak ada kontak ormas. Jadi person per person, bukan organisasi, tapi individu," lanjutnya.
Pun kemudian terjadi perusakan terhadap posko yang menjadi simbol ormas, menurut Ady, hal itu hanyalah dampak keributan antar-individu.
"Bisa jadi itu dampak, tapi case sebenarnya kita nggak melihat itu antarormas, tapi antarindividu. Kalau terkait itu (ada perusakan posko ormas), itu adalah dampak tambahan yang kebetulan," katanya.
Soal penyebab terjadinya pengeroyokan anggota ormas ini, Ady mengatakan pihaknya masih mendalaminya. Namun, ia kembali menekankan bahwa kejadian tersebut bukan bentrokan antar-ormas.