Polisi mengungkapkan adanya keterlibatan 'orang dalam' di kasus pencurian 118 ton besi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Tersangka diketahui merupakan mantan petugas cleaning service.
"(Orang dalam) salah satunya mantan cleaning service," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan saat dihubungi wartawan, Senin (15/11/2021).
Erwin belum membeberkan identitas sosok petugas cleaning service itu. Dia hanya mengatakan pelaku cleaning service berperan dalam memberikan lokasi besi proyek yang bisa dicuri para pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang bersangkutan diduga yang memberikan informasi lokasi besi," ujar Erwin.
Petugas cleaning service tersebut termasuk satu dari 6 pelaku yang telah ditangkap polisi. Besi curian ini dijual ke penadah.
Polisi Selidiki Penadah
Sementara itu, Polres Jaktim juga masih mendalami terkait penadah besi curian tersebut. Pelaku kini dalam pengejaran polisi.
"Identitas sudah kita kantongi. Dalam pengejaran," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.......
Polisi tengah menyelidiki kasus pencurian 118 ton besi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Cipinang Melayu, Jakarta Timur. Pihak kontraktor proyek itu pun telah dimintai keterangan penyidik.
Kontraktor proyek tersebut diketahui atas nama perusahaan PT Wika. Polisi menyebut keterangan dari pihak kontraktor diperlukan untuk mengungkap jaringan pelaku pencurian tersebut.
"Kita akan panggil untuk melakukan berita acara pemeriksaan untuk kerugian yang diderita korban dalam hal ini PT Wika," kata Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan kepada wartawan, Rabu (10/11).
Polisi sejauh ini telah berhasil menangkap lima pelaku aksi pencurian ratusan ton besi proyek tersebut. Selain menggali keterangan tersangka, sejumlah saksi di lokasi proyek itu telah diperiksa polisi.
"Saksi itu ada empat termasuk sekuriti dua orang. Warga itu dua orang dan satu lagi pemilik kendaraan pick up yang sebenarnya tidak tahu menahu," ungkap Erwin.
Para pelaku mengatakan telah beraksi sejak Juli 2021 hingga Oktober 2021. Kelima pelaku ini beraksi saat tengah malam ketika penjagaan di lokasi tidak ketat.