Tiga Kata Kunci Anies Baswedan Hadapi Banjir

Tiga Kata Kunci Anies Baswedan Hadapi Banjir

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Minggu, 14 Nov 2021 17:05 WIB
Apel kesiapsiagaan PMI terhadap dampak La Nina diselenggarakan di Taman Waduk Pluit, Jakarta, Minggu (14/11/2021). Dengan menggunakan rompi PMI Anies Baswedan hadiri apel pukul 7.40 WIB.
Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbicara mengenai antisipasi serta penanganan banjir di Ibu Kota. Menurutnya, ada tiga kata kunci utama menghadapi bencana banjir.

Anies awalnya menjelaskan di musim penghujan kali ini, ada tiga front yang perlu diantisipasi. Tiga front itu meliputi peningkatan permukaan air laut di kawasan pesisir, hujan lebat di dalam kota Jakarta serta hujan lebat di kawasan pegunungan yang dilewati aliran 13 sungai.

"Kita akan menghadapi 3 front ini bila volume air yang masuk ke Jakarta melampaui kapasitas sungai kita maka terjadi luberan ke kanan kiri sungai," kata Anies usai menghadiri apel kesiapsiagaan Palang Merah Indonesia (PMI) dalam menghadapi bencana La Nina di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (14/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies kemudian menyinggung soal kapasitas sungai di Jakarta dalam menampung air terbatas yakni hanya sebesar 2.300 meter kubik/detik. Khusus untuk sungai Ciliwung hanya bisa menampug air 600 meter kubik/detik.

"Jadi ketika volume dan debit air yang datang dari pegunungan pernah mencapai 3.300 (meter kubik/detik) artinya jauh lebih tinggi daripada kemampuan daya tampung sungai kita. Maka kanan kiri sungai akan mengalami genangan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Untuk itulah, Anies mengimbau agar jajarannya siap siaga dalam menghadapi bencana banjir. Dia menekankan ada tiga kata kunci utama dalam penangan banjir, yakni siaga, siap dan antisiapsi.

"Untuk menjalankan itu semua ada tiga kata kunci untuk dipegang dan dilaksanakan. Pertama siaga, hari ini kita sedang menunjukkan kesiagaan, kita menyatakan siaga, kita menyatakan siap, kita menyatakan antisipasi," terangnya.

Anies meminta agar fase siaga tak hanya sekedar menunggu, melainkan mereview atas tindakan penanganan yang sebelumnya dilakukan.

"Apa yang berhasil, apa yang kurang berhasil,maka siapkan sekarang," ucapnya.

Anies menuturkan, sekitar dua tahun lalu terjadi kebakaran di lantai 2 rumah warga saat ada banjir setinggi 80 cm. Peristiwa ini memakan korban suami istri yang meninggal di lantai dua rumah.

Anies berujar, saat itu tak ada kesiapsiagaan warga dalam menghadapi banjir sehingga peristiwa naas ini terjadi. Kondisi inilah yang diminta Anies untuk dijadikan pelajaran agar tak terulang lagi.

"Di bawah penuh air diatas terjadi kebakaran suami istri meninggal di lantai dua di tempat yang penuh air. Ini kejadian nyata apa pelajaran penting dari sana tidak ada tangga di tempat situ, orang nggak bisa turun, tidak ada kesiapan ember, tidak ada kesiapan warga untuk mengantisipasi situasi seperti ini banjir tidak pernah melihat waktu dan lokasi. Siapkan hal-hal kecil, karena itu saya minta kepada semuanya review atas peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, siapkan itu sekarang fase siaga itu fase mengindentifikasi semua langkah yang harus dilakukan, ini lah fase siaga sesungguhnya," ucapnya.

Simak juga 'Anies Klaim Daerah DKI yang Dulu Banjir 3 Hari, Kini Kering Sehari':

[Gambas:Video 20detik]



(taa/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads