4 Fakta Puluhan WNA Pemeras Operasi Tipu-tipu di RI Digerebek di Markas

4 Fakta Puluhan WNA Pemeras Operasi Tipu-tipu di RI Digerebek di Markas

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 14 Nov 2021 07:21 WIB
Polda Metro Jaya menangkap 48 WNA pelaku cyber fraud di Jakbar
Polda Metro Jaya menangkap 48 WNA pelaku cyber fraud di Jakbar (Yogi Ernes/detikcom)
Jakarta -

Polda Metro Jaya menggerebek tiga lokasi di Jakarta Barat. Dari tiga lokasi ini polisi mengamankan 48 warga negara asing (WNA) yang diduga melakukan tindak pidana pemerasan.

Penggerebekan dilakukan Tim Tipidsiber Ditreskrimsus Polda Metro Jaya dipimpin Kompol Rovan Richard Mahenu di tiga lokasi, yakni di Jalan Cengkeh Ruko 22A-22G Jakarta Barat, Jalan Mangga Besar 1 Ruko No 31/33 Jakarta Barat dan di Ruko Jiu Jiu Xiang, kompleks Mediterania, Gajah Mada, Jakarta Barat, pada Jumat (12/11) malam.

Penggerebekan para WNA ini berawal dari informasi masyarakat yang mencurigai aktivitas para WNA tersebut. Polisi kemudian menyelidiki informasi tersebut dan mengamankan di tiga lokasi tadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total ada 48 WNA yang ditangkap, terdiri atas 46 WN China dan 2 WN Vietnam. Dari 48 orang tersebut, 44 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

"Hasil profiling Polda Metro Jaya berhasil mengamankan 48 orang WNA di tiga lokasi di Jakarta Barat," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (13/11).

ADVERTISEMENT

Berikut fakta-fakta terkait aksi para pelaku:

Pemerasan Modus Phone Sex

Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah menjelaskan para pelaku mengincar korban melalui aplikasi kencan. Korban kemudian diajak ngobrol melalui video.

"Di aplikasi ini mereka berkenalan, mencari jodoh, diajak chatting lebih jauh orang per orang dimulai dengan kegiatan sex by phone," kata Auliansyah.

Dalam kesempatan yang sama, Yusri menambahkan bahwa para pelaku akan meminta korban untuk video call dan membuka pakaian. Diam-diam mereka akan merekam dan gambar atau videonya digunakan untuk mengancam korban agar memberikan sejumlah uang.

"Satu kegiatan chatting dengan memaksa buka baju. Jadi para pelaku wanita pancing korban dengan buka baju sehingga korban terpancing dan jadi dasar pemerasan ke korban. Korban ada di China tapi pelaku main di Indonesia," beber Yusri.

Pelaku biasanya menggunakan foto bugil korban untuk memeras. Jika korban menolak menyerahkan uang, foto-foto bugil itu nantinya akan disebarkan pelaku.

Simak video 'Momen Penggerebekan 48 WNA Sindikat Pemerasan Via Sex Phone':

[Gambas:Video 20detik]





Simak selanjutnya di halaman berikutnya


Incar Korban di Aplikasi Kencan

Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan pelaku menggunakan aplikasi kencan untuk mengincar korban. Lewat aplikasi itu, pelaku seolah-olah mengajak korban menjalin hubungan.

"Jadi modus operandi adalah mereka punya aplikasi namanya Chinese dating application. Jadi seperti di Indonesia aplikasi cari jodoh. Di aplikasi ini para korban berkenalan mencari jodoh," kata Auliansyah di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (13/11).

Setelah intens berkomunikasi, pelaku kemudian meminta korban membuka pakaian. Diam-diam pelaku kemudian merekamnya.

Gambar dan video itu nantinya digunakan pelaku untuk memeras korban. Pelaku kemudian meminta sejumlah uang kepada korban atau diancam foto dan video akan disebar.


Beroperasi Sejak Agustus 2021

Auliansyah mengatakan para pelaku ini beroperasi sejak Agustus 2021. Lalu siapa pendana sindikat tersebut?

Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menggali keterangan pelaku. Para pelaku masih berkelit perihal pendana hingga otak kelompok tersebut.

"Mereka masih saling tunjuk di antara mereka. Jadi di antara mereka ada salah satu supervisornya, tapi masih kami dalami," kata Auliansyah di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (13/11/2021).

Selengkapnya di halaman berikutnya

Imigrasi Cek Perlintasan 48 WNA

Polda Metro Jaya telah menangkap 48 warga negara asing dari China dan Vietnam yang terlibat dalam sindikat penipuan modus aplikasi kencan di Jakarta Barat. Pihak imigrasi mengaku bakal mendalami riwayat perjalanan para pelaku hingga bisa masuk ke Indonesia.

"Perlintasan mereka karena baru terima informasi maka kami akan dalami," kata Kepala Divisi Imigrasi DKI Jakarta Saffar Muhammad Godam di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (13/11/2021).

Para pelaku warga negara asing ini diketahui telah beraksi di Indonesia sejak Agustus 2021. Imigrasi kini masih menyelidiki dugaan pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh para puluhan warga negara asing tersebut.

"Setelah kami terima kepolisian kami amankan di detensi sambil tunggu koordinasi lebih lanjut dan lakukan penyelidikan pelanggaran keimigrasian yang dilakukan," katanya.

Saffar mengatakan pihaknya pun masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian Taiwan dalam memutuskan proses penindakan kepada pelaku ini. Saat ini para warga negara asing itu akan dititipkan sementara di rumah detensi DKI Jakarta.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads