Polda Metro Jaya telah menangkap 48 warga negara asing dari China dan Vietnam yang terlibat dalam sindikat penipuan modus aplikasi kencan di Jakarta Barat. Pihak imigrasi mengaku bakal mendalami riwayat perjalanan para pelaku hingga bisa masuk ke Indonesia.
"Perlintasan mereka karena baru terima informasi maka kami akan dalami," kata Kepala Divisi Imigrasi DKI Jakarta Saffar Muhammad Godam di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (13/11/2021).
Para pelaku warga negara asing ini diketahui telah beraksi di Indonesia sejak Agustus 2021. Imigrasi kini masih menyelidiki dugaan pelanggaran keimigrasian yang dilakukan oleh para puluhan warga negara asing tersebut.
"Setelah kami terima kepolisian kami amankan di detensi sambil tunggu koordinasi lebih lanjut dan lakukan penyelidikan pelanggaran keimigrasian yang dilakukan," katanya.
Saffar mengatakan pihaknya pun masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian Taiwan dalam memutuskan proses penindakan kepada pelaku ini. Saat ini para warga negara asing itu akan dititipkan sementara di rumah detensi DKI Jakarta.
Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis mengatakan, pelaku menggunakan aplikasi kencan dalam mengincar korban. Lewat aplikasi itu, pelaku seolah-olah mengajak korban menjalin hubungan.
"Jadi modus operandi adalah mereka punya aplikasi namanya Chinese Dating Application. Jadi seperti di Indonesia aplikasi cari jodoh. Di aplikasi ini para korban berkenalan mencari jodoh," kata Auliansyah di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (13/11/2021).
Usai pelaku dan korban semakin intens berkomunikasi, pelaku lalu meminta korban melakukan aktifitas seksual lewat telepon. Namun, secara diam-diam pelaku merekam aktifitas tersebut
Gambar dan video itu nantinya yang digunakan pelaku dalam memeras korban. Pelaku kemudian meminta sejumlah uang kepada korban atau diancam foto dan video akan disebar.
"Setelah direkam mereka baru lakukan kegiatan pengancaman apabila korban tidak beri uang ke pelaku mereka akan sebarkan foto bugil ke korban. Di sini kita temukan ada tindak pidana," ujar Auliansyah.
48 warga negara asing ini terdiri dari 44 laki-laki dan 4 orang perempuan. Mereka rata-rata berasal dari China dan Vietnam. Auliansyah mengatakan, rata-rata korban berada di China dan Taiwan. Sementara pelaku melakukan tindakan kriminalnya di Indonesia.
"Hasil koordinasi dengan polisi Taiwan mereka bermain di Indonesia maka kami selidiki dan kami temukan di 3 tempat," terang Auliansyah.
Sejauh ini korban dari para pelaku ini baru diketahui berasal dari China dan Taiwan. Polisi kini masih menyelidiki adanya korban hingga keterlibatan warga negara Indonesia dalam kelompok tersebut.
Auliansyah mengatakan dari 48 pelaku yang telah diamankan, puluhan warga negara asing ini masih belum terbuka memberikan keterangan. Para pelaku pun berkelit ketika ditanya otak dari sindikat tersebut.
"Mereka masih saling tunjuk di antara mereka. Jadi di antara mereka ada salah satu supervisornya tapi masih kami dalami," pungkas Auliansyah.
Tonton video 'Momen Penggerebekan 48 WNA Sindikat Pemerasan Via Sex Phone':
(dwia/mei)