Jembatan Gantung di Sulbar Rusak Diterjang Banjir, 2.000 Warga Terisolasi

Jembatan Gantung di Sulbar Rusak Diterjang Banjir, 2.000 Warga Terisolasi

Abdy Febriady - detikNews
Sabtu, 13 Nov 2021 10:35 WIB
Jembatan gantung menuju Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar rusak parah diterjang banjir. Sekitar 2.000 warga terisolir. (dok Istimewa)
Jembatan gantung menuju Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, rusak parah diterjang banjir. Sekitar 2.000 warga terisolasi. (Foto: dok. Istimewa)
Polewali Mandar -

Jembatan gantung menuju Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat (Sulbar), rusak parah diterjang banjir. Tingginya curah hujan dalam sepekan ini menyebabkan air sungai meluap.

Rusaknya jembatan gantung tersebut mengakibatkan 2.000 jiwa yang bermukim di Desa Lenggo terisolasi.

Banjir luapan sungai menerjang pada Jumat (12/11) malam. Terjangan banjir mengakibatkan jembatan gantung tidak dapat dilalui karena sebagian lantainya terlepas terbawa banjir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kejadian tadi malam, dihantam luapan air sungai," kata salah pemuda Desa Lenggo, Habibi, kepada wartawan melalui pesan singkat, Sabtu (13/11/2021).

Habibi berharap pemerintah segera turun tangan, membantu pembenahan jembatan gantung yang panjangnya sekitar 50 meter yang terbentang di atas Sungai Masunni.

ADVERTISEMENT
Jembatan gantung menuju Desa Lenggo, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar rusak parah diterjang banjir. Sekitar 2.000 warga terisolir. (dok Istimewa)Banjir juga terjadi di Kecamatan Mapilli, yang menyebabkan puluhan rumah terendam (dok Istimewa)

"Kami berharap kepada Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar agar segera meninjau jembatan gantung tersebut, agar bisa dibantu untuk pembenahannya," pungkasnya.

Puluhan Rumah Terendam Banjir

Sementara itu, banjir juga menyebabkan puluhan rumah warga di Desa Bonra dan Desa Segerang, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, terendam banjir. Banjir disebabkan luapan air Sungai Mapilli.

Banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang mengguyur daerah ini, sejak Jumat (12/11) siang.

"Untuk sementara ini, pada wilayah Kecamatan Mapilli, ada beberapa desa yang terdampak banjir, tapi yang agak parah di Desa Segerang kemudian di Desa Bonra," kata Babinsa Koramil 1402-02/Wonomulyo, Serma Abd Gaffar, saat dimintai konfirmasi.

"Kalau di Desa Segerang kurang-lebih 80 rumah. Kalau di Desa Bonra ini kurang-lebih 15 rumah," sambung Gaffar.

Menurut Gaffar, banjir akibat luapan Sungai Mapilli ini mulai menerjang pada Sabtu (13/11) sekitar pukul 04.00 Wita. Selain menggenangi permukiman, banjir turut merendam area perkebunan dan persawahan warga.

Kendati sempat mengganggu aktivitas warga, saat ini ketinggian banjir yang menggenangi permukiman sudah mulai surut.

Berdasarkan pantauan wartawan, hingga saat ini ketinggian banjir yang menggenangi permukiman warga, masih setinggi lutut orang dewasa. Warga yang rumahnya sempat tergenang banjir mulai menyingkirkan sisa-sisa lumpur yang terbawa banjir.

(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads