Nama Pahlawan Nasional dan Asalnya yang Diberi Gelar di 2021

Nama Pahlawan Nasional dan Asalnya yang Diberi Gelar di 2021

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Rabu, 10 Nov 2021 16:10 WIB
Nama Pahlawan Nasional dan Asalnya yang Diberi Gelar di 2021
Nama Pahlawan Nasional dan Asalnya yang Diberi Gelar di 2021 -- perwakilan 4 tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional 2021 (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Nama pahlawan nasional dan asalnya penting diketahui saat peringatan Hari Pahlawan 2021. Tahun ini terdapat 4 tokoh bangsa yang dianugerahi Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pemberian gelar Pahlawan Nasional dilakukan di Istana Bogor pada 10 November 2021. Para tokoh daerah yang diberi gelar Pahlawan Nasional adalah Alm. Tombo Lututu (Sulawesi Tengah), Alm. Sultan Aji Muhammad Idris (Kalimantan Timur), Alm. Raden Aria Wangsakara (Banten), dan Alm. Usmar Ismail (DKI Jakarta). Mengutip dari berbagai sumber, berikut profil singkat mereka.

Nama Pahlawan Nasional dan Asalnya: Tombo Lututu (Sulawesi Tengah)

Nama pahlawan nasional dan asalnya yang pertama adalah Tombo Lututu. Mengutip dari situs Pemkab Parigi Moutong, Ia memiliki gelar Pua Darawati dan pernah menerima tahta kerajaan Moutong pada tahun 1877 di usia 20 tahun. Tombo Lututu berasal dari Sulawesi Tengah, tepatnya di Kabupaten Parigi Moutong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tombo Lututu memiliki kediaman di Kecamatan Tinombo, 160 km dari kota Parigi. Saat ini, tempat tersebut menjadi situs sejarah yang menyimpan foto dokumentasi, perlengkapan rumah tangga, beberapa pakaian kerajaan, serta 2 buah senjata meriam peninggalan Tombo Lututu.

Nama Pahlawan Nasional dan Asalnya: Sultan Aji Muhammad Idris (Kalimantan Timur)

Nama pahlawan nasional dan asalnya yang kedua adalah Sultan Aji Muhammad Idris asal Kalimantan Timur. Melansir dari buku berjudul 'Kerajaan-Kerajaan Nusantara' karangan Woro Miswati, Ia merupakan Sultan ke-14 di Kerajaan Kutai Kartanegara atau Sultan pertama yang menggunakan nama Islami.

ADVERTISEMENT

Di masa kepemimpinannya, nama kerajaan diganti menjadi kesultanan, yaitu Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura yang awalnya di Kutai Lama dipindahkan ke Pemarangan pada 1732. Sultan Aji Muhammad Idris memerintah dari 1735-1778.

Nama Pahlawan Nasional dan Asalnya: Raden Aria Wangsakara (Banten)

Nama pahlawan nasional dan asalnya yang berikutnya adalah Raden Aria Wangsakara asal Banten. Menurut buku 'Aria Wangsakara Tangerang, Imam Kesultanan Banten, Ulama Pejuang Anti Kolonialisme 1615-1681' oleh Mufti Ali, Aria Wangsakara menjadi utusan Mahmud Abdul Qodir, Raja Banten waktu itu untuk pergi bertemu dengan pemimpin di Mekah bernama Sultan Syarif Zaid bin Muhsin. Tujuan utamanya adalah agar Banten mendapat pengakuan sebagai kesultanan Islam di tanah Jawa.

Aria Wangsakara lahir sekitar tahun 1024 H atau 1615 M dan memiliki keturunan Darah Sumedang, Pajajaran, Cirebon, dan Banten. Raden Aria Wangsakara diberi gelar Pangeran Wiraraja II/Imam Haji Wangsaraja/Kiai Lenyep/Sayyid Hasan/Aria Lengkong/Aria Tangerang I/Kiai Narantaka/Ki Luluhur.

Daftar nama Pahlawan Nasional dan asalnya juga dapat dilihat di halaman selanjutnya.

Nama Pahlawan Nasional dan Asalnya: Usmar Ismail (DKI Jakarta)

Nama pahlawan nasional dan asalnya yang terakhir adalah Usmar Ismail asal DKI Jakarta. Melansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Ia lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 20 Maret 1921 dengan Ayah bernama Datuk Tumenggung Ismail serta Ibu bernama Siti Fatimah.

Usmar Ismail mengenyam pendidikan di:

  • HIS (Sekolah Dasar) di Batusangkar
  • MULO B (SMP) di Simpang Haru, Padang
  • AMS-A (SMA) di Yogyakarta sampai tahun 1941
  • Sarjana Muda Jurusan Film di University of California, Los Angeles (1953) dari beasiswa Yayasan Rockefeller

Ia meninggal pada 2 Januari 1971 akibat penyakit stroke di usia hampir 50 tahun. Namanya diabadikan untuk sebuah gedung perfilman, yaitu Pusat Perfilman Usmar Ismail di daerah Kuningan, Jakarta sesuai Keputusan Gubernur DKI Jakarta, Nomor D.III-4835/7/75 tanggal 24 Agustus 1975.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads