Pemprov DKI Jakarta masih mempertimbangkan pembukaan kegiatan car free day (CFD) di Ibu Kota saat PPKM level 1. PDIP DKI tak masalah jika CFD di Jakarta kembali dibuka dengan sejumlah catatan.
"(CFD) Perlu dibuka juga, tapi ada pembatasan jumlah orangnya, sumber kedatangannya dari mana. Kita coba dulu dengan (pengawasan) yang memang betul-betul sangat ketat, tapi jangan langsung full dulu," kata Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Jhonny Simanjuntak, kepada wartawan, Minggu (7/11/2021).
Jhonny menilai dengan tidak adanya CFD selama ini hasrat masyarakat untuk berolahraga tak tersalurkan. Saat olahraga di CFD, kata dia, masyarakat akan merasa lebih bahagia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melalui olahraga di CFD itu juga kan salah satu bahagia juga, untuk bisa mereka keluar dari rutinitas. Sehingga mereka tidak jenuh," ucapnya.
Menurut Jhonny, CFD Juga merupakan sarana sosialisasi bagi masyarakat. Dia menyebut dengan kondisi di Jakarta yang mayoritas warganya terjebak aktivitas kerja-kerja bersifat rutin, CFD cocok menjadi sarana bagi masyarakat untuk berolahraga sambil menghibur diri.
"Cuma perlu pembatasan, jangan terus jumlahnya meledak gitu. Kemudian harus ada juga dari pihak stakeholder DKI mengawasi, mengingatkan masyarakat agar selalu mengingatkan apa yang namanya masker seperti itu," imbuhnya.
Pro-Kontra Masyarakat soal CFD
Sebagaimana diketahui, wacana pembukaan kegiatan car free day (CFD) menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Seperti diketahui, CFD tak kunjung dibuka sekalipun DKI sudah berstatus PPKM level 1.
Salah satu warga bernama Reza (30) mengaku bersyukur banyak sektor olahraga yang mulai dilonggarkan saat PPKM level 1. Ke depan, dia berharap agar CFD dibuka kembali dengan syarat.
"Ini sih udah bagus, di level 1 sudah beberapa tempat dan lokasi yang diberikan pelonggaran, termasuk sarana olahraga, seperti di Senayan, orang bisa sepedaan juga," kata Reza saat ditemui di kawasan Sudirman, Minggu (7/11).
"Saya rasa mudah-mudahan bisa dipertahankan atau bisa dibuka lebih luas lagi, kalau bisa car free day seperti dulu diadakan lagi dengan prokes ketat," sambungnya.
Meskipun dibuka kembali, Reza meminta pelaksanaan protokol kesehatan (prokes) COVID-19 saat CFD diperketat. Terutama terhadap tenant-tenant yang berjualan saat CFD.
Namun, di sisi lain, ada juga warga yang kontra jika CFD kembali dibuka. Salah satunya warga bernama Dadang (47).
Dia tidak setuju Pemprov DKI membuka CFD. Pasalnya, penularan virus Corona masih terjadi sekalipun kasus COVID di Jakarta semakin landai.
"Saya nggak setuju. Karena saya belum yakin Corona benar-benar hilang," tegas Dadang.
Dadang mencontohkan kawasan Sudirman-Thamrin sudah dipadati warga meskipun CFD ditiadakan. Bahkan, tak jarang pula warga membuka masker saat berolahraga.
"Dulunya saya tiap minggu ikut CFD, baik lari atau sepeda dan itu penuh dengan orang. Apalagi kalau di buka CFD. Ini nggak di buka aja udah penuh sih. Apalagi di CFD orang berolahraga, pasti akan mengurangi pemakaian masker," tuturnya.