Wakil Ketua MPR Sjarifuddin Hasan mengatakan Indonesia harus memberikan kesempatan kepada generasi muda agar bisa melihat bangsa ini maju. Ia menilai anak muda adalah orang yang kuat, energik, tahan banting, dan siap menghadapi segala tantangan termasuk tantangan bangsa Indonesia ke depan.
"Selain itu, anak muda adalah orang yang visioner, penuh dengan cita-cita, dan dia mampu meraih cita-citanya," ujar Syarief Hasan dalam keterangannya, Kamis (4/11/2021).
"Kita harus memberi dukungan kepada generasi muda. Sebab, generasi muda yang membawa bangsa ini ke depan. Jadi, kalau ingin membangun, serahkan kepada anak muda," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Diskusi Empat Pilar MPR bertema 'Menanamkan Karakter Kepahlawanan pada Generasi Muda' yang berlangsung Senin (1/11), Syarief mencontohkan soal proses regenerasi kepemimpinan di Partai Demokrat. Ia menyebutkan, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan ketua umum parpol termuda.
"Jadi, yang paling penting kita berikan kesempatan kepada anak muda untuk membuktikan kemampuan mereka," kata politisi Partai Demokrat ini.
Menurutnya, hingga saat ini, kepemimpinan anak muda di Indonesia masih sangat kecil, yaitu kurang dari 1 persen. Padahal, penduduk Indonesia sebanyak 270 juta orang, namun hanya sedikit anak muda yang menjadi pemimpin. Oleh karena itu, Syarief berharap pemimpin Indonesia pada tahun 2024 bisa berasal dari kalangan anak muda.
"Kita punya banyak calon dari kalangan muda, seperti AHY, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Muhaimin, dan banyak lagi. Kita beri kesempatan kepada anak muda. Jangan dibatasi. Apalagi kalau presidential threshold-nya 0 persen, itu lebih bagus lagi," paparnya.
Ia menekankan generasi muda harus diberi kesempatan untuk memimpin. Sebab, kepemimpinan generasi muda sudah terbukti pada saat Sumpah Pemuda. Syarief menilai, ketika dibutuhkan, generasi muda selalu tampil.
"Karena itu kita harus memberikan kebijakan yang berpihak kepada generasi muda," imbuhnya.
Ia pun berharap di Indonesia Emas tahun 2045 nanti, akan semakin banyak politisi muda Indonesia.
"Kalau kita ingin melihat Indonesia maju, maka kita harus berikan kesempatan kepada generasi muda kita," tandasnya.
Sementara itu, anggota MPR dari Kelompok DPD, Jialyka Maharani yang turut hadir dalam diskusi ini mengatakan, peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan menjadi momentum bagi anak-anak muda untuk mengingat bahwa anak-anak muda di masa lalu bisa mempersatukan bangsa.
"Anak muda zaman sekarang jangan mau kalah dengan anak-anak muda di masa lalu," katanya.
Jialyka menambahkan, dengan segala keterbatasan anak-anak muda dari Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera, dan lainnya di masa lalu bisa mengesampingkan egonya untuk bersatu. Sehingga, ia menilai anak-anak muda saat ini yang memiliki privilege dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi seharusnya bisa melebihi anak-anak muda pada masa lalu.
"Jangan sampai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi justru menggerus nilai-nilai kebangsaan dan kepahlawanan. Ini harus menjadi catatan untuk anak-anak muda saat ini," tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota MPR dari Fraksi Nasdem, Hillary Brigitta berpendapat bahwa anak-anak muda memainkan peranan penting dalam kemajuan bangsa Indonesia. Namun, anak-anak muda Indonesia harus lebih dulu menunjukkan kemampuan, kapasitas, dan kapabilitasnya, termasuk dalam soal kepemimpinan yang bisa melebihi generasi pendahulunya.
"Bukan dengan cara memberikan privilege dan 'karpet merah' kepada generasi muda. Sebaliknya, generasi muda harus menunjukkan kemampuan, kapasitas dan kapabilitasnya," pungkasnya.
(fhs/ega)