Jaksa penuntut umum (JPU) menghadirkan saksi persidangan dalam kasus Km 50 dengan terdakwa Ipda Yusmin Ohorella dan Briptu Fikri Ramadhan. Para saksi mengaku melihat pedang katana atau samurai dari hasil penggeledahan mobil eks Laskar FPI.
Dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (26/10/2021), jaksa menghadirkan tujuh saksi yang dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama berisi tiga saksi, yaitu karyawan warung di rest area Km 50 bernama Ratih dan Euis Asmawati serta pengemudi mobil derek Khotib alias Pak Badeng.
Saksi Ratih menceritakan, sekitar pukul 00.00 WIB, dirinya mendengar suara mobil ngerem mendadak. Dia juga mengaku melihat seorang laki-laki menggunakan celana pendek membawa senjata mengetuk pintu dan meminta orang di dalam mobil untuk keluar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada mendengar rem mobil, ngerem mendadak, mobil warna abu-abu. Saya langsung bangun, lihat ke depan, jaraknya 5 meter dari warung," ujar Ratih dalam persidangan.
"Ada seorang memakai celana pendek bawa pistol, mengetuk pintu, suruh keluar. Dia bilang, 'Keluar... keluar...'. Terus keluar sendiri pintu sebelah kiri. Yang keluar empat orang, satu-satu keluar, terus disuruh tiarap," sambungnya.
![]() |
Ratih menuturkan ada empat orang yang diminta tiarap di pinggir mobil, sedangkan dua orang lainnya masih berada di dalam mobil. Dia menyebut saat itu dilakukan penggeledahan dan ditemukan empat HP.
"Ada temannya lagi yang datang, memeriksa yang sudah ditiarapkan di pinggir mobil, telungkup ada empat orang yang tiarap. HP yang diambil ada empat. Yang memeriksa, saya lupa berapa orang. Soalnya sudah lama. Yang di dalam mobil diperiksa, ada dua orang," tuturnya.
Selain HP, Ratih mengaku melihat satu samurai yang diambil dari dalam mobil berwarna abu-abu yang ditumpangi eks Laskar FPI.
"Yang diambil ada samurai, yang saya lihat satu. Tidak memperhatikan lagi barang apa," ujar Ratih.
Sama halnya dengan Ratih, Euis mengaku melihat kejadian tersebut. Namun Euis mengatakan terdapat empat samurai yang ditemukan dari hasil penggeledahan.
"Kalau saya lihat ada empat samurainya, nggak lihat lagi ada apa," kata Euis.
Simak tanggapan Briptu Fikri di halaman selanjutnya.