Mantan Menpora Roy Suryo menunggu 1x24 jam Ferdinand Hutahaean untuk meminta maaf soal cuitan 'mantan menteri sebodoh ini'. Jika tidak, Roy Suryo akan melanjutkan pelaporan atas Ferdinand Hutahaean hingga tuntas.
"Jadi yang bersangkutan kami imbau untuk meminta maaf dalam waktu 1x24 jam karena ini akan jalan terus apabila tak minta maaf, kami minta seterusnya agar perkara ditindak tegas," ujar kuasa hukum Roy Suryo, Pitra Romadoni, kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/10/2021).
Menurut Pitra, cuitan Ferdinand Hutahaean sama sekali bukan bentuk kritik. Menurutnya, cuitan eks kader Demokrat itu lebih pada penghinaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi cuitan tersebut bukan masuk kategori kritik dan pendapat lagi, melainkan sudah serang individu seseorang di mana individu sudah bicara tentang dugaan yang dikatakan logika bobrok dan bodoh," katanya.
Ia menerangkan tidak dapat seorang pun yang menyerang harkat dan martabat orang lain. Hal tersebut dikarenakan setiap warga negara mempunyai perlindungan dan hak hukum untuk menjaga kehormatan martabat dan haknya.
"Kita ketahui yang bersangkutan juga tak merasa bersalah dan nggak minta maaf kepada Roy Suryo. Semestinya, apabila ada orang merasa dirugikan, yang bersangkutan seharusnya legowo dan meminta maaf," tegasnya.
Pitra mengatakan dalam kasus ini terdapat dua pasal yang dapat menjerat Ferdinand Hutahaean, yakni UU ITE dan Pidana Umum berdasarkan Pasal 310 dan 311.
Roy Suryo Merasa Terhina
Roy Suryo mengatakan merasa terhina atas cuitan Ferdinand Hutahaean itu. Roy Suryo juga merasa teraniaya oleh cuitan Ferdinand Hutahaean itu.
"Saya terkejut karena membaca di Twitter, Saudara FH ini membuat cuitan semacam ini. Cuitan tersebut sungguh sangat mendesak saya ya, karena membuat saya terhina, membikin saya teraniaya, karena apa di sana disebut selaku mantan menteri saya melakukan tindakan yang sebodoh ini, bahkan sebobrok ini," jelasnya.
"Dan bahkan dia menuliskan ada yang tidak pantas di bawah ini, yaitu yang 'pasti untuk menambah harta pribadi yaitu dengan tidak membawa barang-barang pulang perabotan negara pulang ke rumah pribadi'," tambahnya.
Ferdinand memang sempat tidak mengakui cuitannya itu dimaksudkan kepada Roy Suryo. Namun Roy Suryo punya bukti bahwa cuitan Ferdinand Hutahaean itu adalah me-reply postingan sebuah artikel berita terkait dirinya.
"Ini sangat-sangat tidak pantas dilakukan dan sempat saya membaca bahwa yang bersangkutan sempat menyatakan di tulisan ini tidak ada nama saya, tidak ada foto saya itu salah besar," katanya.
"Karena lengkapnya sebenarnya seperti ini, dan tadi sudah saya serahkan kepada pihak kepolisian jadi aslinya cuitannya seperti ini," sambungnya.
Simak penjelasan Ferdinand Hutahaean di halaman selanjutnya
Penjelasan Ferdinand Hutahaean
Ferdinand memberikan tanggapan atas pelaporan tersebut. Pertama, Ferdinand Hutahaean berdalih tidak pernah menyebut nama Roy Suryo dalam postingannya itu.
"Begini loh, poin utama, saya tidak pernah menyebut Roy Suryo dalam cuitan saya. Saya pikir Roy Suryo orang yang tak siap berdemokrasi dalam hal ini dan dirinya hanya ingin nyinyir ke yang lain tapi tak ingin dikritik atau dinilai oleh orang lain. Roy tampak hanya boleh dan hanya ingin menilai tapi tak boleh dan tak ingin dinilai," kata Ferdinand kepada wartawan, Senin (20/9/2021).
Ferdinand menjelaskan, terkait sebutan bodoh terhadap logika berpikir Roy Suryo saat menilai peningkatan harta kekayaan Presiden Jokowi di LHKPN yang dilaporkan ke KPK. Menurutnya, Roy Suryo saat itu hanya sedang nyinyir ke Jokowi.
"Jadi komentarnya terkesan negatif terhadap Pak Jokowi dengan peningkatan hartanya, padahal wajar peningkatan itu dan sangat normal. Maka, ketika Roy nyinyir dan terkesan negatif menilai peningkatan harta itu justru berpotensi mencemarkan nama baik Presiden, maka logikanya harus diluruskan. Diluruskan dengan cara apa? Ya itu tadi, bahwa harta yang dilaporkan itu dijamin bersih," ucapnya.
Lalu, Ferdinand berbicara soal cuitannya yang dinilai menuduh Roy Suryo mengambil barang negara. Dia mengklaim bahwa cuitan itu tidak menuduh Roy Suryo.
"Padahal saya tak menuduh, saya hanya memberi contoh perbuatan yang patut dicurigai kalau kekayaannya meningkat mendadak, yaitu dengan cara membawa aset negara pulang ke rumah pribadi. Kalimat saya tidak ada menuduh, tapi memberi contoh dan saya tulis dalam alinea berbeda. Maka nalar Roy menurut saya salah, dia terlalu merasa dituduh membawa pulang aset negara, padahal saya tidak sedang menuduh, tapi memberi contoh. Kenapa dia merasa ya?" ujarnya.