Golkar Mau Koalisi dengan Syarat Airlangga Capres, NasDem: Kita Open Bidding

Golkar Mau Koalisi dengan Syarat Airlangga Capres, NasDem: Kita Open Bidding

Eva Safitri - detikNews
Kamis, 21 Okt 2021 15:45 WIB
Ahmad Ali (Dok. Pribadi).
Ahmad Ali (Foto: dok. pribadi)
Jakarta -

Partai Golkar membuka koalisi dengan partai siapa pun namun dengan syarat mengacu pada hasil musyawarah nasional (munas). Diketahui, syarat munas itu menghasilkan Partai Golkar mengusung ketua umumnya Airlangga Hartarto maju menjadi calon presiden (capres) 2024.

"Kita belum bicara masalah pilpres, jadi kita belum bicara masalah konvensi dan sebagainya. Kalaupun koalisi, koalisi itu kan semua kemungkinan bisa terjadi, namanya juga politik, semua bisa berubah. Tapi kita belum bisa bicara pilpres saat ini. Cuma kalau hasil munas kemarin, hasil rakernas dan rapimnas, kita sudah memutuskan mengusung Pak Airlangga Hartarto untuk menjadi capres. Jadi itu hasil munas dan rakerda," kata Waketum Golkar Adies Kadir kepada wartawan, Kamis (21/10/2021).

"Kita prinsipnya terbuka terhadap semua partai. Kita tunggu saja dulu. Yang penting hasil munas kita kan sudah jelas gitu. Kalau berkoalisi kan juga harus mengacu pada hasil munas, kan gitu," lanjut Adies.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adies menegaskan Golkar belum membicarakan dengan siapa partainya berkoalisi sejauh ini. Golkar tengah fokus untuk bekerja membantu pemerintah dalam penanganan pandemi.

"Belum, belum ada pembahasan koalisi, masih lama itu, sekarang kita bicara bagaimana masyarakat Indonesia bisa bebas, bisa melewati pandemi COVID. Itu yang paling penting, makanya kita concern kerja... kerja... kerja..., membangkitkan ekonomi masyarakat, masyarakat sehat semua. Kita masih mikir itu. Karena 2024 masih lamalah, kita concern kerja aja dulu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sejauh ini, partai sudah terang-terangan ingin berkoalisi dengan Golkar adalah NasDem. Lantas apakah NasDem mau berkoalisi dengan Golkar dan mengikuti persyaratan itu?

NasDem enggan berkomentar lebih jauh terkait itu. Namun NasDem tetap mengacu pada mekanisme partainya yang memilih capres berdasarkan konvensi.

"Adapun tawaran Golkar untuk membangun komunikasi dengan NasDem dengan syarat Pak Airlangga jadi presiden, ya kami terima kasih banyak dengan tawaran itu. Tapi kami kemarin lewat Pak Surya sudah diperintahkan oleh kongres untuk melakukan penjaringan capres lewat konvensi sehingga kita tidak bicara orang per orang," kata Waketum NasDem Ahmad Ali saat dimintai konfirmasi terpisah.

"Biarlah rakyat yang menguji calon itu, dia punya gagasan apa untuk membangun bangsa ini, jadi belum bicara siapa yang akan kita usung. Baru hari ini kita bicara tahapan untuk melakukan rekrutmen lewat kontestasi," lanjutnya.

Ali mengatakan konvensi itu berfungsi memberikan kesempatan kepada anak bangsa di luar partai politik yang memiliki integritas dan gagasan terhadap bangsa ini.

"Kita juga memberikan kesempatan kepada anak bangsa di luar partai, tidak bisa partai politik, kader-kader partai politik merasa dirinya lebih hebat dari orang lain. Kemudian partai politik tidak bisa eksklusif partai untuk dirinya, NasDem lihat seperti itu. NasDem melihat partai ini hanya sebagai sarana untuk mencari calon pemimpin, kita tidak bisa menutup mata bahwa di luar sana ada banyak tokoh yang punya integritas, gagasan. Nah, itu yang mau kita beri kesempatan untuk partai ini," ujarnya.

Ali mengatakan sejauh ini NasDem tidak memiliki tokoh yang secara khusus diprioritaskan untuk capres. Dia mempersilakan siapapun yang ingin berkontestasi untuk mendaftar konvensi.

"Kita akan open bidding, jadi tidak ada orang yang digadang-gadang, tidak ada orang yang diprioritaskan karena sifatnya terbuka, masyarakat nanti akan menjadi juri dalam penilaian itu, silakan tokoh tokoh memantaskan dirinya di hadapan rakyat, silakan berkontestasi dengan karya-karya yang dilakukan, jadi NasDem dan koalisi hanya menyiapkan rumah dan perahu untuk kontestasi itu," tuturnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads