Anak Korban Penembakan Saat Konflik Lahan di Sulut Minta Keadilan ke Kapolri

Anak Korban Penembakan Saat Konflik Lahan di Sulut Minta Keadilan ke Kapolri

Trisno Mais - detikNews
Minggu, 17 Okt 2021 19:30 WIB
Konflik terkait pemasangan patok batas wilayah di perkebunan Bolingongot, Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut), mengakibatkan satu warga meninggal dunia dan empat orang lainnya mengalami luka-luka. Polisi mengusut kejadian yang menelan korban jiwa ini.
Polisi mengusut konflik lahan di Sulut yang menewaskan warga. (Foto: dok. Istimewa)
Bolaang Mongondow -

Pihak kepolisian masih mengusut penembakan yang menyebabkan salah satu warga, Armanto Damopolii, tewas saat konflik pemasangan patok wilayah di perkebunan Bolingongot, Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara (Sulut). Anak Armanto Damopolii meminta secara khusus kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar kasus tersebut diusut.

Pernyataan itu disampaikan Tasya Damopolii, anak tertua Armanto Damopolii, melalui unggahan video di media sosial (medsos). Dalam video yang beredar itu, dia meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengusut tuntas kasus ini. Tak hanya itu, Tasya juga meminta bantuan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

"Kapolri yang terhormat, kami ini anak almarhum Armanto Damopolii menuntut keadilan untuk ayah kami yang ditembak pada tanggal 27 September 2021 di lokasi perusahaan BDL," kata Tasya Damopolii, anak sulung Armanto Damopolii, didampingi ketiga adiknya dalam video tersebut, Minggu (17/10/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Presiden Joko Widodo, kami minta keadilan. Mohon dibantu," lanjutnya.

Untuk diketahui, konflik batas wilayah itu terjadi pada Senin (27/9) siang, sesaat seusai pemasangan patok di lokasi tersebut. Terdapat lima korban dalam konflik tersebut, empat mengalami luka-luka dan satu korban meninggal dunia.

ADVERTISEMENT

Adapun korban luka-luka terdiri atas tiga penjaga lokasi perusahaan dan satu warga Desa Toruakat. Sedangkan satu korban yang meninggal dunia merupakan warga Desa Toruakat.

Konflik diduga melibatkan penjaga lokasi perusahaan dengan masyarakat Desa Toruakat, Kabupaten Bolmong. Jules mengatakan, akibat masalah tersebut, saat ini pengamanan di lokasi diperketat.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Sementara itu, Susilawati Bolang, istri Armanto Damopolii, mengatakan alasan video itu dibuat.

"Alasan itu kwa (alasannya) torang kan torang so ba bilang (kami telah menyampaikan) di Polres Bolmong. Kalau yang penembak itu sampai sekarang belum dapat tangkap. Yang ditangkap itu tersangka membawa senjata tajam (sajam), bukan penembak," kata dia.

Susilawati menambahkan, setelah insiden penembakan, pihak kepolisian sempat ke rumahnya menyampaikan perkembangan kasus tersebut. Keluarganya sempat diajak melihat para tersangka yang ditahan di Polda Sulut.

"Dari Polda kan ada ke rumah tiga hari setelah almarhum tertembak. Itu dari Polda dan Kapolres Bolmong ada kase (beri) tahu sudah ditangkap tiga orang di Polda. Kalaupun tidak percaya, boleh pergi cek langsung minimal lima orang. Karena torang (kami) masih sibuk berduka, jadi belum sempat pergi. Jadi adik almarhum kan tinggal di Manado, jadi saya suruh ke dia untuk cek ada atau tidak orang itu (tersangka penembak). Sampai di sana dorang (mereka) perumit (persulit) kata dorang (mereka) nda (tidak) bisa masuk. Pokoknya banyak alasan," cetusnya.

Susilawati menilai penyelesaian kasus itu lamban. Dia minta kepolisian segera mengusut tuntas kasus tersebut.

"Terakhir dapat informasi dari penjaga tahanan bahwa yang ditangkap itu cuma satu orang berinisial SI. Itu pun bukan tersangka penembakan, dia ditahan karena membawa senjata tajam," imbuhnya.

Selain itu, Susilawati berharap pihak perusahaan bertanggung jawab atas kematian suaminya dan masa depan keempat anaknya.

"Masalah di perusahaan BDL kita (saya) kan minta dorang (mereka) pertanggungjawaban masa depan anak-anak saya. Tapi kan dorang (mereka) tidak mau bertanggung jawab. Makanya kita pe anak (anak saya) buat video. Harapan supaya apa yang dibilang itu dipenuhi, dan secepatnya pelaku ditangkap. Dan PT BDL bertanggung jawab karena almarhum meninggal di lokasi PT BDL," kuncinya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Sulut Jules Abraham Abast mengatakan kasus tersebut masih sementara berproses. Namun, kata dia, korban tewas diduga karena tertembak senjata angin.

"Saat ini masih dilakukan penyelidikan pelaku penembakan. Masih proses kasusnya. Kalau sudah ada perkembangan, baru dirilis lengkap," kata Kabid Humas Polda Sulut Jules Abraham Abast kepada wartawan, Selasa (12/10/2021).

Halaman 2 dari 2
(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads