Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru berencana menata pasar tradisional jadi 'Malioboro'. Salah satunya ialah pasar di Jalan Agus Salim yang tak tertata.
Pemko Pekanbaru berencana melakukan penataan dalam waktu dekat. Semua pedagang pun mulai direlokasi ke tempat yang telah disiapkan sejak awal Oktober kemarin.
"Kita bakal menata kawasan Jalan Agus Salim agar jadi 'Malioboro' di Pekanbaru. Penataan dalam waktu dekat ini," kata Kepala Dinas Perindag Pekanbaru, Ingot Hutasuhut, Jumat (15/10/2021).
Ingot mengakui pedagang sudah mulai berjualan di Jalan Agus Salim puluhan tahun lalu. Tapi seiring berkembangnya jaman, pasar-pasar harus mulai ditata.
"Itu pedagang memang sudah sejak puluhan tahun di sana, tetapi kita butuh ada perubahan dan perbaikan ke depan," kata Ingot.
Pada langkah awal penataan, pedagang mulai direlokasi ke tempat yang telah disiapkan di seberang Jembatan Sago. Selanjutnya mulai dari Jalan Jenderal Sudirman hingga Jalan Kopi dan Cengkeh sudah mulai steril.
Setelah steril, area yang dipadati pedagang sayur, ikan dan kebutuhan harian itu dapat dikonsep layaknya Malioboro. Pedagang di area itu akan diseleksi untuk nantinya bisa fokus kuliner dan kerajinan tradisional Kota Pekanbaru.
"Sehingga malam bisa digunakan untuk UMKM, industri kreatif dan cenderung ke kuliner. Malioboro kan intinya kuliner, tapi ada kebudayaan dan ada space anak-anak muda untuk berkreasi yang dikelola warga setempat," katanya.
Ingot tak menampik ada pedagang di Jalan Agus Salim yang menolak. Namun hal itu sudah disampaikan sejak jauh hari kepada para pedagang.
"Sejak 2015 lalu sudah kita rencanakan, sehingga awal Oktober dimulai sosialisasi. Banyak yang sudah mau, tapi ada juga yang menolak. Makanya kami beri mereka pemahaman," katanya.
Pedagang Belum Siap Direlokasi
Para pedagang di Jalan Agus Salim sendiri diketahui sudah diminta untuk mengangkut seluruh peralatan berdagang. Sayangnya, pedagang mengaku tempat relokasi tidak memadai.
"Kami direlokasi, tempatnya saja tidak ada, tak cukup untuk para pedagang. Makanya kami minta kebijakan ini ditinjau ulanglah," kata pedagang, Maryati.
Tidak hanya itu, pedagang berharap Pemko punya kebijakan baru sebelum menata para pedagang. Salah satunya memberikan fasilitas yang layak dan tak merugikan para pedagang.
"Beri kami kesempatan berjualan dulu. Ini masih situasi COVID-19. Kami juga sulit," katanya singkat.
(ras/jbr)