Kasus Rachel Vennya dikabarkan kabur saat menjalani karantina di Wisma Atlet Pademangan. Menyikapi hal ini, Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Jhonny Simanjuntak mendesak agar aparat keamanan mengusut tuntas kasus itu tanpa pandang bulu.
Jhonny menilai mestinya aparat Indonesia dapat belajar dari Singapura, yang tak membeda-bedakan profesi pelanggar aturan.
"Memang harus seperti itu, kita kan bisa belajar dari negara tertentu, kenapa masyarakatnya disiplin. Bahkan ketika orang kita berada di sana, di Singapura, mereka disiplin," kata Jhonny saat dihubungi, Rabu (13/10/2021).
"Tapi kenapa di Singapura bisa seperti itu? Yang namanya aparat-aparatnya itu satu kata satu perbuatan, betul-betul (aturan) diterapkan kepada siapa pun. Tanpa tedeng aling-aling, tanpa melihat siapa dia," sambungnya.
Jhonny juga mendesak agar pengelola Wisma Atlet Pademangan dan Rachel Vennya memberikan klarifikasi kepada publik. Tujuannya agar informasi yang diterima tidak simpang siur.
"Dan ini harus diberi keterangan jelas. Karena masyarakat punya hak diberi informasi oleh pemerintah yang punya data lengkap atau pemerintah juga punya kewajiban untuk menjelaskan. Jangan terjadi kesimpangsiuran," jelasnya.
Lebih lanjut Jhonny mengatakan seharusnya Rachel Vennya dapat memberi contoh yang baik terhadap publik. Dia mengatakan tindakan tegas aparat bisa memberi efek jera terhadap pelanggaran ketentuan karantina COVID-19.
"Ini bukan berarti mau membalaskan kepada yang melakukan, tidak. Paling tidak untuk memberikan efek jera. Kita di Indonesia, ini salah satu problemnya bagaimana kita membangun kultur budaya disiplin itu. Sehingga kita semua, kita-kita anggota DPRD juga takut pula kan, nggak bisa asal-asalan," ujarnya.
"Ketika kita menghadapi persoalan itu, paling tidak seluruh anggota masyarakat, apalagi jabatannya, apalagi masuk kategori influencer, mereka harus bisa jadi teladan bagi orang lain. Bagi pemerintah, harus betul-betul menerapkan aturan itu, harus ditindak," sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman berikut
(taa/eva)