Di masa Orde Baru, Yusril Ihza Mahendra dicurigai sebagai bagian dari kelompok islam radikal. Dia harus bolak-balik dipanggil Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) karena bergaul erat dengan para tokoh Masyumi seperti M. Natsir.
"Pak Domo (Panglima Kopkamtib Sudomo) pernah ngomong ke saya bahwa orang Belitung itu ekstremis semua. DN Aidit itu ekstrem kiri. Nah ekstrem kanan siapa? Dia menunjukkan ke saya ha-ha-ha...," kenang Yusril kepada Tim Blak-blakan detikcom, Selasa (12/10/2021).
Akibat stigma sebagai penganut paham Islam radikal itu, dia menduga yang membuat dirinya tak pernah bisa mendapatkan visa untuk berkunjung ke Amerika Serikat (AS). Yusril mengaku sudah empat kali mengajukan permohonan visa AS dan selalu ditolak tanpa alasan. Sewaktu menjadi pejabat negara, dia masuk ke AS menggunakan paspor diplomatik.
Sambil berkelakar, Yusril khawatir ke depan dirinya juga tak akan mendapatkan visa masuk ke Jerman dan negara-negara Eropa lainnya. Sebab, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny K. Harman menuding dirinya sebagai pengikut Nazi Hitler. Tudingan itu dilontarkan karena Yusril mengajukan uji materi ke Mahkamah Agung terkait AD/ART Partai Demokrat.
"Wah hati-hati ini ada pengikut Nazi sehingga nggak boleh saya masuk Eropa, gegara Benny K Harman ha-ha-ha...," kata Yusril.
Baca juga: Yusril soal 'Hidden Power': Dugaan Tak Jelas |
Dia berharap para kader Demokrat menyampaikan argumen-argumen akademik, filosofis, dan teoretik dari segi hukum untuk membantah argumen yang disampaikannya ke MA. Tapi yang terjadi dalam dua pekan terakhir ini, hampir setiap hari mereka justru lebih sering menyerang pribadi Yusril dan Partai Bulan Bintang yang dipimpinnya.
Sewaktu menjadi kuasa hukum dalam sengketa di tubuh Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan, kata Yusril, mereka tak pernah menyerang pribadinya. Perdebatan sengit terjadi di ruang sidang, tapi setelah itu masing-masing kembali bisa bercengkerama, minum kopi bareng.
"Tapi sekarang Demokrat kok menyerang pribadi saya setiap hari, menyerang partai saya, PBB. Jadi ini ilmu siapa? Ya, inilah ilmu Hitler, ha-ha-ha...," sindir Yusril.
Untuk diketahui, Hitler punya penasihat politik bernama Prof Paul Joseph Goebbels yang, antara lain, mengajarkan soal character assassination (pembunuhan karakter). Nah, itu bagian dari propaganda Goebbels. Tak peduli benar-salah, pokoknya serang saja. Untuk tesis Benny K Harman itu, lanjut Yusril, dialah yang membimbingnya. "Kalau gitu dia dibimbing sama pengikut Hitler, ha-ha-ha...," ujarnya.
(jat/jat)