Tersangka kasus suap penghapusan red notice Djoko Tjandra, Irjen Napoleon Bonaparte, diduga sempat mengancam membunuh Tommy Sumardi di Rutan Bareskrim. Partai Gerindra menilai segala ulah Napoleon dapat diatasi jika ada CCTV yang aktif di dalam ruang tahanan.
"Kalau memang ada bukti dan saksi, ya silakan saja korban membuat laporan secara resmi. Baiknya kita minimalkan polemik di media dan lebih baik berproses secara hukum," kata Waketum Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Jumat (8/10/2021).
Anggota Komisi III DPR RI ini meminta agar semua pihak untuk sementara menghormati asas praduga tak bersalah. Habiburokhman meminta agar persoalan ini diserahkan ke pihak kepolisian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau soal tuduhan terhadap Pak Napoleon, saya pikir kita tetap harus hormati asas praduga tak bersalah," ucapnya.
Tak hanya soal ancaman pembunuhan ke Tommy Sumardi, Irjen Napoleon juga sempat menganiaya Muhammad Kace. Habiburokhman menduga alasan penganiayaan di rutan biasanya terkait berebut kekuasaan.
"Secara umum kami memang sering mendengar soal kekerasan yang terjadi di ruang tahanan. Latar belakangnya adalah berebut pengaruh dan kekuasaan di dalam," ujarnya.
Habiburokhman berpendapat sebetulnya persoalan penganiayaan di rutan ini bisa selesai dengan memasang CCTV 24 jam di dalam ruangan rutan.
"Sebenarnya yang begini bisa diatasi jika ada CCTV yang aktif di dalam ruang tahanan. Jumlah petugas tentu sangat terbatas dan nggak akan bisa mengawasi 24 jam," imbuhnya.
Untuk diketahui, Irjen Napoleon Bonaparte kembali membikin ulah di Rutan Bareskrim Polri. Deretan ulah Napoleon itu dimulai dari insiden penganiayaan Muhammad Kece alias Kace hingga ancaman Napoleon kepada Tommy Sumardi.
(maa/rfs)