Ketum PBNU Said Aqil Siroj mengungkap NU sempat ditawari untuk berkunjung ke Israel dua tahun lalu. Namun tawaran itu ditolak Said Aqil atas alasan Israel yang tidak mau mengakui Palestina.
"Masalah kemandirian bahwa kita sama-sama NU dan presiden sama berpendapat menjaga kemandirian jangan sampai kita terpengaruh oleh kepentingan luar. Sikap Indonesia terhadap Palestina tetap jelas keberpihakan ke Palestina. Selama Israel tidak mengakui negara Palestina, maka Indonesia tidak akan mengakui negara Israel secara politik. Ibu Retno pun seperti itu, selalu mengatakan seperti itu," kata Said Aqil kepada wartawan seusai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Rabu (6/10/2021).
"Dulu pendapat saya juga begitu waktu 2 tahun yang lalu, NU ditawari berkunjung ke Israel, saya tolak selama Israel belum mengakui Palestina saya tidak akan pernah... kalau sudah saling mengakui ayo," sambung Said Aqil.
Dalam pertemuan tadi, Said Aqil melaporkan soal hasil Munas dan Konbes NU yang menyepakati Muktamar NU digelar pada Desember 2021. Jokowi sempat bertanya ke Said Aqil mengenai pelaksanaan Muktamar NU yang berpotensi melibatkan banyak orang. Said Aqil menegaskan pelaksanaan Muktamar NU harus mendapatkan izin dari Satgas COVID-19.
"Presiden pun agak tanda tanya apakah sudah mungkin melihat kondisi COVID masih seperti ini apalagi di Lampung, ya nanti kita lihat pak. Itu pun dengan syarat memperhatikan prokes dan izin dari satgas nasional dan lokal," ujar Said Aqil.
Said Aqil Ngaku Diminta Lagi Jadi Ketum PBNU
Said Aqil juga mengaku diminta lagi menjadi Ketum PBNU oleh sejumlah kiai. Kendati demikian, dia mempersilakan kader-kader NU lain untuk berkompetisi.
"Pokoknya silakan kompetisi kader-kader NU yang mau maju, silakan maju beberapa kiai sepuh antara lain Tuan Guru Turmudzi Lombok, Kiai Hasan Cirebon Kiai Muhtadi Banten meminta kepada saya agar maju lagi, kiai-kiai sepuh dan beberapa teman," ujar Said Aqil.
Meski belum secara resmi mendeklarasikan diri maju menjadi Ketum PBNU, Said Aqil menyatakan siap jika banyak diminta oleh sejumlah pihak. Sebagai kader, Said Aqil mengatakan harus selalu siap.
"Kalau banyak permintaan ya saya siap dong, yang namanya kader kalau sudah banyak permintaan siap. Walaupun sampai sekarang saya belum declare secara resmi, tapi permintaan sudah sangat banyak," ujar Said Aqil.
"Tapi bapak siap," tanya wartawan.
"Siap aja kenapa nggak siap? Kalau untuk NU siap," jawab Said Aqil.
Simak juga 'Di Balik Alasan Ulama NU Ingin Presiden Dipilih MPR':
(knv/tor)