Kerusuhan di Yahukimo Papua diduga ada kaitannya dengan kematian eks Bupati Abock Busup. Kejadian ini mengakibatkan enam orang tewas dan 41 orang luka-luka.
Kericuhan bermula saat suku kimyal melakukan penyerangan terhadap suku Yali di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Minggu (3/10/2021) pukul 12.45 WIT. Massa dari suku Kimyal menggunakan dua unit mobil minibus mendatangi suku Yali untuk menyerang.
Polri menjelaskan kronologis kematian Abock Busup yang juga Ketua DPW PAN Papua itu. Abock meninggal di sebuah hotel kawasan Jakarta Pusat
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita telah mengetahui bersama kasus penyerangan Gereja GIDI Yahukimo. Salah satu penyebabnya adalah isu tentang meninggalnya saudara Abock Busup. Kita ketahui bersama bahwa memang saudara Abock Busup diketemukan telah meninggal dunia di Hotel Grand Mercure Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, di kamar 1707," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (4/10/2021).
Rusdi membeberkan pada Minggu (3/10) sekitar pukul 08.00 WIB, petugas hotel atas nama Taufiq Ismail mengetuk pintu kamar 1707. Namun, tidak ada jawaban dari penghuni kamar 1707, yang mana dihuni oleh Abock Busup.
Setelah itu, Taufiq mengontak temannya yang bernama Ridwan untuk melaporkan bahwa tidak ada respons dari kamar Abock Busup.
"Oleh karena itu, dari kedua petugas hotel ini menyampaikan kepada rekan korban yaitu saudara Yipwa yang bermalam pada kamar 1725. 3 orang ini menuju ke kamar 1707," tuturnya.
Rusdi mengatakan ketiga orang itu membuka kamar Abock Busup secara manual. Saat kamar dibuka, Busup ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia.
Lihat Video: Polri Ungkap Kronologi Kematian Abock Busup, Tak Ada Tanda Bekas Kekerasan
Berdasarkan keterangan saksi, Rusdi menyampaikan tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban. Bahkan, obat-obatan yang mencurigakan pun tidak ditemukan.
"Keterangan dari para saksi-saksi ini, tidak ditemukan kekerasan pada tubuh korban. Tidak diketemukan benda-benda lain, tidak ditemukan obat-obat pada sekitar jenazah," terang Rusdi.
Selanjutnya, pada pukul 11.00 WIB, Rusdi mengatakan jenazah Abock Busup dikirim ke RS Meilia Cibubur untuk penanganan lebih lanjut. Polisi sendiri baru mendapat informasi itu pada jam 15.00 WIB, bahwa telah ditemukan Abock Busup meninggal dunia di Hotel Grand Mercure kamar 1707.
Usai mendapat laporan, polisi langsung mendatangi hotel untuk melakukan olah TKP hingga mengumpulkan alat-alat bukti di sekitar lokasi. Selain itu, polisi juga mendatangi RS Meilia Cibubur.
"Dari keterangan dokter yang menangani atau menerima jenazah di RS Meilia, didapati keterangan bahwa ketika datang, 'dead on arrival'. Artinya korban telah meninggal dunia ketika sampai di rumah sakit," ungkap Rusdi.
"Tidak juga ditemukan tanda-tanda kekerasan di sekitar tubuh korban. Dan juga tidak ditemukan benda-benda lain, obat-obatan, dan sebagainya, ini juga tidak diketemukan," sambungnya.
Sekitar pukul 24.00 WIB di hari yang sama, jenazah korban diterbangkan ke Jayapura dengan menggunakan pesawat Garuda. Rusdi meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan isu-isu liar mengenai meninggalnya Abock Busup.
Keluarga Menolak Autopsi
Polri mengatakan keluarga menolak jenazah Abock Busup diautopsi karena mereka telah menerima kematian Busup sebagai takdir. Keluarga tidak mempermasalahkan peristiwa meninggalnya Abock Busup.
"Dari keterangan Saudara Sinud, menjelaskan kepada aparat kepolisian bahwa tidak perlu dilakukan autopsi kepada korban. Karena pihak keluarga telah menerima peristiwa ini sebagai sebuah takdir," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono saat ditemui di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (4/10/2021).
Rusdi menyebut kematian Abock Busup sebagai sesuatu yang wajar, tidak ada kejanggalan. Meski demikian, Polres Jakarta Pusat (Jakpus) tetap menyelidiki penyebab meninggalnya Abock Busup.
"Jadi meninggalnya daripada korban ini diyakini bahwa merupakan suatu proses yang wajar. Walaupun pada saat ini Polres Jakpus masih terus melakukan penyelidikan terhadap meninggalnya korban ini," tuturnya.
Zulhas Bantah Kerusuhan Karena Kematian Abock Busup
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) membantah kabar yang menyebut kericuhan antara kelompok masyarakat Suku Yali dan Suku Kimyal di Yahukimo, Papua, dipicu kematian mantan Bupati Abock Busup. Zulhas mengungkapkan, kericuhan dipicu pergantian kepala distrik di Yahukimo.
"Oh tidak, itu saya dengar (kerusuhan di Yahukimo) bukan soal itu (kematian Abock Busup). Itu (karena) bupati mengganti kepala-kepala distrik, (itu) saya dengar," kata Zulhas di acara Workshop Nasional DPP PAN di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Senin (4/10/2021).
Zulhas melanjutkan, Bupati Yahukimo yang saat ini menjabat telah mengganti kepala distrik di sejumlah wilayah di Yahukimo. Hal ini kemudian yang memicu keributan antarwarga.
"Jadi kan kepala-kepala distriknya (yang) semua sudah diangkat, diganti semua, saya dengar begitu, jadi ada keributan. Tapi kita akan konfirmasi lagi," terang Zulhas.