4 Fakta Gempar 35 Kg Mother of Satan di Kaki Gunung Ciremai Jabar

Round-up

4 Fakta Gempar 35 Kg Mother of Satan di Kaki Gunung Ciremai Jabar

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 05 Okt 2021 06:54 WIB
Jakarta -

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menemukan bom berupa bahan peledak TATP 'Mother of Satan' sebanyak 35 kg di kaki Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat. Penemuan TATP itu bermula dari pengakuan napi terorisme (napiter) jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bernama Imam Mulyana.

"Berdasarkan keterangan Imam Mulyana tersebut, pada hari Jumat 1 Oktober 2021, tim Densus 88 AT Polri bersama dengan tim Jibom Brimob Polda Jabar, Inafis Polres Majalengka, tim Polres Majalengka dan tim Lapas Sentul yang mengawal Napiter Imam Mulyana melakukan pencarian. Seluruh tim membelah hutan yang lebat dengan rute yang tidak lazim selama berhari-hari," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin (4/10/2021).

"Tim pada akhirnya menemukan bahan peledak berupa TATP sebanyak 35 kg itu di ketinggian 1.450 mdpl di sebuah lokasi tersembunyi dan sulit untuk dijangkau, di seputaran Desa Bantar Agung, Sindangwangi, Majalengka, Jawa Barat," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramadhan menjelaskan 35 kg bom TATP itu ditemukan dalam beberapa wadah terpisah. ke-35 kg bom TATP itu terdiri dari stoples berisi 10 kg TATP murni, botol plastik ukuran 250 ml berisi gotri (besi bulat berukuran kecil), 4 wadah plastik berisi TATP murni dan C1, serta setengah botol air minum besar berisi TATP yang sudah berubah warna.

Alhasil, bom TATP itu langsung dimusnahkan di sekitar lokasi penemuan. Saat diledakkan, bom itu menghasilkan ledakan yang dahsyat.

ADVERTISEMENT

"Selanjutnya Tim Jibom Brimob Polda Jabar melakukan tindakan pemusnahan (disposal) terhadap bahan peledak tersebut di sekitar lokasi penemuan. Dari hasil pemusnahan itu, diketahui ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dahsyat," papar Ramadhan.

Ledakan 50 gram TATP yang dimusnahkan di atas tanah, lanjut Ramadhan, mengakibatkan lubang dengan diameter sekitar 1 meter dengan kedalaman 20 cm. Adapun pemusnahan lainnya juga menimbulkan getaran hebat, lubang di permukaan tanah, pecahan batu, hingga tanah longsor.

"Sebagian sisa TATP saat ini diamankan untuk barang bukti sekitar 3 per 4 botol air mineral ukuran 1,5 liter dan disimpan oleh tim Jibom Brimob Polda Jabar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut," imbuhnya.

Bom Milik Teroris yang Ditangkap Saat Kunjungan Jokowi 2017

Bom TATP itu dimiliki oleh teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) bernama Imam Mulyana. Imam sebelumnya ditangkap saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Cirebon pada 2017.

"Pada hari Senin, 18 September 2017, Presiden Joko Widodo akan menghadiri acara penutupan kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke IX Tahun 2017 di Taman Gua Sunyaragi, Cirebon. Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap seorang terduga teroris di sekitar Bandara Cakrabhuwana, Kota Cirebon, Jawa Barat, tiga jam sebelum presiden mendarat," ujar Ramadhan kepada wartawan, Senin (4/10/2021).

"Densus 88 mencurigai gerak-gerik seorang pemuda di dekat Bandara Cakrabuana, Cirebon, hingga akhirnya melakukan penangkapan. Terduga teroris itu bernama Imam Mulyana, 31 tahun, warga desa Brujul Wetan, Jatiwangi, Majalengka," sambungnya.

Ramadhan menjelaskan Densus 88 menyita satu buah koper berisi sangkur, airsoft gun, buku ajakan berjihad, dan beberapa benda mencurigakan lainnya dari Imam. Dari hasil penyelidikan awal saat itu, Imam diketahui berniat untuk merampas senjata anggota polisi yang mengamankan kedatangan Jokowi, sekaligus melukainya.

Imam pun ditahan di Lapas Gunung Sindur. Ramadhan membeberkan Densus 88 berupaya melakukan deradikalisasi dan pembinaan berkelanjutan terhadap Imam Mulyana.

Miliki Efek Ledakan Dasyat

Bom TATP itu langsung diledakkan di lokasi dan menimbulkan efek dahsyat.

"Dari hasil pemusnahan itu, diketahui ternyata bahan peledak tersebut masih menghasilkan efek ledakan yang dahsyat," ujar Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Senin (4/10/2021).

Ledakan bom TATP itu merupakan hasil dari tindakan pemusnahan oleh tim Jibom Brimob Polda Jabar. Pemusnahan bom TATP milik Imam Mulyana tersebut dilakukan di Gunung Ciremai ketinggian 1.450 mdpl, di mana lokasinya tersembunyi dan sulit dijangkau

Aswin mengatakan ledakan 50 gram bom TATP saja sudah bisa menimbulkan efek yang dahsyat. Saat dimusnahkan di atas tanah, ledakan itu menimbulkan lubang dengan diameter sekitar 1 meter dengan kedalaman 20 cm.

"Pemusnahan lainnya dalam jumlah beragam bahkan menimbulkan getaran hebat, lubang di permukaan tanah, pecahan batu dan tanah longsor," katanya.

"Sebagian sisa TATP saat ini diamankan untuk barang bukti sekitar 3 per 4 botol air mineral ukuran 1,5 liter dan disimpan oleh tim Jibom Brimob Polda Jabar untuk dilakukan penelitian lebih lanjut," sambung Aswin.

Imbas Disposal Timbulkan Longsor-Lubang

Saat dimusnahkan, bom TATP itu meledak dan menimbulkan lubang besar.

"Terbukti TATP sebanyak 50 gram yang dimusnahkan di atas tanah, menimbulkan lubang dengan diameter sekitar 1 meter dengan kedalaman 20 cm," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Senin (4/10/2021).

Selain itu, Ramadhan menjelaskan ledakan bom TATP milik teroris Imam Mulyana menimbulkan getaran dahsyat. Longsor pun terjadi di sekitar lokasi pemusnahan bom TATP.

"Pemusnahan lainnya dalam jumlah beragam bahkan menimbulkan getaran hebat, lubang di permukaan tanah, pecahan batu, dan tanah longsor," tuturnya.

Imam Mulyana Bersyukur Bom Ditemukan

Pemilik bom, Imam Mulyana, yang kini berstatus sebagai narapidana terorisme, bersyukur TATP tersebut bisa ditemukan.

"Yang pertama, (TATP) seberat 35 kg, saya tidak menyangka ternyata sangat berbahaya," ujar Imam Mulyana dalam video yang diterima detikcom, Senin (4/10/2021).

Imam kemudian mengomentari proses disposal TATP. Anggota kelompok teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu mengaku menangis saat mendengar suara ledakan yang ditimbulkan saat proses disposal.

Imam tidak dapat membayangkan apabila bom itu ditemukan oleh oknum yang menyalahgunakan untuk kejahatan.

"Sehingga ketika mendengar ledakan itu saya menangis, karena setelah saya menyadari begitu berbahaya barang tersebut sehingga bagaimana jadinya barang tersebut didapatkan oleh orang yang tidak baik, apalagi dipergunakan untuk melakukan tindak kejahatan akan ada berapa banyak jiwa atau kerusakan yang terjadi," jelasnya.

Halaman 2 dari 5
(dwia/dwia)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads