Legislator PKB Usul Letjen Dudung-Gatot Ngopi Bareng Bahas Patung Soeharto

Legislator PKB Usul Letjen Dudung-Gatot Ngopi Bareng Bahas Patung Soeharto

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Jumat, 01 Okt 2021 06:43 WIB
Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan
Daniel Johan (Foto: Kemnaker)
Jakarta -

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo membandingkan keberadaan patung Proklamator Sukarno dan Presiden RI ke-2n Soeharto usai patung Soeharto dkk di Markas Kostrad, Gambir, dibongkar. Legislator PKB berharap Gatot bertemu dengan Pangkostrad, Letjen Dudung Abdurachman, untuk berdiskusi mengenai masalah patung itu.

"Pak Gatot dan Pak Dudung sesama satria sapta marga perlu duduk ngopi bareng," kata Anggota DPR dari Fraksi PKB, Daniel Johan, kepada wartawan, Kamis (30/9/2021) malam.

Daniel mengatakan semua pihak menaruh hormat kepada Sukarno dan Soeharto. Dia mengingatkan Sukarno-Hatta merupakan proklamator dan posisi keduanya tak akan pernah bisa digantikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita hormat kepada segenap Presiden termasuk Bung Karno dan Pak Harto, tapi karena Sukarno-Hatta adalah juga proklamator Republik Indonesia sehingga memiliki kekhususan dan tidak bisa dibandingkan karena Indonesia akan terus memiliki Presiden yang baru sementara proklamator kita sampai kapan pun ya hanya Sukarno-Hatta," ujarnya.

Daniel menganggap pernyataan Gatot Nurmantyo mengenai patung Sukarno ada di mana-mana, namun patung Soeharto tak ada harus dinilai sebagai masukan. Dia berharap TNI makin solid.

ADVERTISEMENT

"Tapi apa yang dirasakan Pak Gatot anggap saja sebagai masukan, apalagi sesama jenderal penegak sapta marga, apalagi kita selalu membutuhkan institusi TNI yang solid, satria, dan terdepan dalam melindungi rakyat bangsa dan negara, hal ini yang harus selalu diwujudkan," jelasnya.

Gatot Soroti Patung Sukarno-Soeharto

Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo sebelumnya menyoroti keberadaan patung Presiden RI ke-2 Soeharto yang seakan-akan hilang dari peredaran. Hal itu disampaikan Gatot dalam acara Karni Ilyas yang disiarkan Karni di akun YouTube-nya. Gatot menyoroti itu ketika ditanya tentang harapan Gatot usai peristiwa hilangnya hilangnya patung Soeharto dkk di Markas Kostrad.

"Ya saya tetap berpikir positif bahwa karena Kostrad itu adalah tulang punggung, pada saat 65 (1965) dan seterusnya, untuk menjaga. Karena justru museum itu ada di Kostrad itu adalah bentuk pewarisan sejarah, agar semua prajurit Kostrad itu tahu dan sadar, bahwa panglimanya seperti itu, kemudian Kostrad seperti itu, sehingga suatu saat operasi pasti dia paling depan Kostrad," kata Gatot dalam YouTube Karni Ilyas seperti dilihat, Kamis (30/9).

Lihat juga video 'Gatot Sebut TNI Disusupi PKI, Pimpinan DPR Minta Pembuktian':

[Gambas:Video 20detik]



Kemudian, Gatot bicara mengenai keberadaan patung Soeharto. Menurut Gatot, di Kostrad itu perlu ada patung Soeharto yang juga berjasa untuk Indonesia.

"Nah ini, tiga-tiganya mengusik kebangsaan saya, sosok Sarwo Edhie, saya juga prajurit komando, Pak Harto (Soeharto), saya juga mantan Pangkostrad, Pak AY (Azmyn Yusri) Nasution juga mantan KSAD, beliau-beliau inilah contoh, panutan, tentang bagaimana perjuangan, bagaimana cara berpikir, bagaimana cara merencanakan mengambil keputusan yang efisien. Sehingga dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa memutarbalikkan. Ini kan suatu hal sangat strategis bagi bukan hanya TNI, keluarganya, maupun masyarakat," tutur Gatot.

"Bung Karni, di mana-mana patung Bung Karno ada, bahkan nama Sukarno-Hatta jalan ada, Pak Harto mantan presiden ada jasanya juga, mana sih ada patung? Hanya patung kecil seperti itu pun musnah. Ini kan suatu hal yang sangat ironis," lanjutnya.

Dudung Ungkap Alasan Hilangnya Patung Soeharto

Letjen TNI Dudung Abdurachman menceritakan awal mula patung Soeharto dkk itu hilang dari Markas Kostrad. Hal ini berawal saat mantan Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution saat meminta patung Soeharto dkk dibongkar.

"Pada tanggal 30 Agustus, 2021, ada Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, mantan pangkostrad ke-34, beliau datang ke tempat saya, 'jadi Pak Dudung Pangkostrad, saya mantan Pangkostrad selama saya dinas disini sekitar satu tahun, saya ada unek-unek yang sampai saat ini mengganjal dalam hidup saya, salah satunya waktu itu saya membuat patung'," ujar Dudung menirukan pembicaraan AY Nasution padanya, Kamis (30/9).

"'Menurut ajaran agama Islam membuat patung itu diharamkan tidak boleh, oleh karena saya memohon kepada Pak Dudung', beliau tuh sampai hampir meneteskan air mata, 'saya sudah tua Pak Dudung, saya tidak mau nanti meninggal saya masuk neraka, nah yang mengganjal ini Pak Dudung ada patung yang saya buat yang besar-besar itu patung Pak Harto, patung Pak AH Nasution dan Sarwo Edhie, mohon patung itu akan saya tarik dan akan saya musnahkan di museum'," ujar Dudung.

Halaman 2 dari 2
(lir/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads