AY Nasution Minta Patung Soeharto Dkk Dihilangkan karena Takut Neraka

ADVERTISEMENT

AY Nasution Minta Patung Soeharto Dkk Dihilangkan karena Takut Neraka

Dwi Andayani - detikNews
Kamis, 30 Sep 2021 17:45 WIB
Azmyn Yusri Nasution (Mabes TNI AD/Public domain via Wikipedia)
Foto: Azmyn Yusri Nasution (Mabes TNI AD/Public domain via Wikipedia)
Jakarta -

Panglima Kostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menceritakan proses mantan Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution saat meminta patung Soeharto dkk dibongkar. Dudung mengatakan, hal ini bermula saat AY Nasution menemuinya pada tanggal 30 Agustus 2021.

AY Nasution saat itu kata Dudung menyampaikan memiliki unek-unek yang mengganjal. Hal ini terkait patung yang Soeharto dkk yang saat itu berada di Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat.

"Pada tanggal 30 Agustus, 2021, ada Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, mantan pangkostrad ke-34, beliau datang ke tempat saya, 'jadi Pak Dudung Pangkostrad, saya mantan Pangkostrad selama saya dinas disini sekitar satu tahun, saya ada unek-unek yang sampai saat ini mengganjal dalam hidup saya, salah satunya waktu itu saya membuat patung'," ujar Dudung menirukan pembicaraan AY Nasution padanya, Kamis (30/9/2021).

Dudung mengatakan, menurut AY Nasution dalam islam diharamkan membuat patung. Dudung bahkan mengatakan AY Nasution sempat memohon dan hampir mengeluarkan air mata saat berbicara dengannya.

AY Nasution lantas meminta patung tersebut ia ditarik. Selain itu ketiga patung itu juga dikatakan akan ia musnahkan di museum.

"'Menurut ajaran agama Islam membuat patung itu diharamkan tidak boleh, oleh karena saya memohon kepada Pak Dudung', beliau tuh sampai hampir meneteskan air mata, 'saya sudah tua Pak Dudung, saya tidak mau nanti meninggal saya masuk neraka, nah yang mengganjal ini Pak Dudung ada patung yang saya buat yang besar-besar itu patung Pak Harto, patung Pak AH Nasution dan Sarwo Edhi, mohon patung itu akan saya tarik dan akan saya musnahkan di museum'," ujar Dudung.

Mendengar permintaan AY Nasution, Dudung mengatakan dirinya memanggil Ir Kostrad dan Kaskostrad dan menanyakan pendapat terkait permintaan tersebut. Dudung menilai, karena patung dibuat sendiri oleh AY Nasution maka dirinya tidak dapat melarang dan akhirnya mengizinkan.

"Mendengar pertanyaan tersebut saya panggil staf saya, ada Irkostrad, ada Kaskostrad karena saya belum pernah melaksanakan tugas di Kostrad sehingga orang-orang lama saya hadirkan, kebetulan Mayjend Ilyas dan Mayjen Ainurahman itu adalah teman seangkatan saya dan lama di Kostrad dan pernah anak buahnya AY Nasution," kata Dudung.

"Bagaimana dengan pendapatnya AY Nasution ini, memang beliau menghendaki demikian karena beliau yang membuat, saya katakan kalau yang membuat sesepuh terdahulu dan itu merupakan sejarah yang dibuat sesepuhnya terdahulu ya pasti akan saya larang," sambungnya.

Dudung menyebut, AY Nasution membuat patung tersebut secara pribadi bukan kedinasan. Pengambilan patung pun disebut langsung dibawa pada saat itu juga.

Dudung juga tidak mempermasalahkan bila nantinya institusi akan kembali membuat patung serupa.

"Tapi karena beliau yang membuat pribadi itupun, bukan secara kedinasan, maka dipersilahkan pak saya bilang, kalau kemudian nanti institusi akan buat lagi saya rasa tidak akan masalah. Saya persilahkan untuk diambil dan dilaksanakan saat itu juga," tuturnya.

Lihat juga video 'Wajah Pemimpin G-7 Diabadikan Melalui Patung Limbah Plastik':

[Gambas:Video 20detik]



(dwia/tor)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT